Mimpi Metropolitan Wiki
Mimpi Metropolitan Wiki
Advertisement

Nama saya Bambang, Bambang Soedarmo, lelaki baik, bijaksana dan ramah.

Bambang memperkenalkan diri kepada Alan, episode 1

Bambang Soedarmo,[2] biasa dipanggil Bambang, adalah salah satu karakter utama seri Mimpi Metropolitan. Dalam seri ini, Bambang diperankan oleh Madkucil.

Bambang adalah seorang pemuda yang baru datang ke Jakarta dari kampung halamannya di Wonosari. Bambang datang ke Jakarta untuk kuliah serta menyampaikan pesan ayahnya kepada artis idola ayahnya, Maudy Koesnaedi, atau biasa mereka panggil, Mbak Zaenab. Begitu sampai di Jakarta, Bambang bertemu dengan Alan dan memutuskan untuk tinggal di rumah kos yang Alan tinggali, bahkan menjadi teman kamarnya. Selama di Jakarta, Bambang bersahabat pula dengan sahabat Alan, Prima, dan jatuh cinta kepada penghuni kos putri, Melani.

Biografi[]

Latar belakang[]

Bambang Soedarmo lahir dari pasangan Slamet dan Sri Widuri pada 23 November 1998. Ibu Bambang meninggal saat melahirkannya.[1] Selama masa kecilnya di Wonosari, Bambang dan ayahnya sering menonton acaranya Maudy Koesnaedi, atau yang biasa mereka panggil Mba Zaenab. Pada suatu hari, Bambang membawakan ayahnya buku dengan sampul foto Maudy. Slamet mencopot sampulnya dan menuliskan surat untuk Maudy di belakang sampul.[3]

Setelah lulus SMA, Bambang dan ayahnya mengunjungi makam ibu Bambang untuk bercerita tentang kelulusan Bambang dan bahwa Bambang akan melanjutkan kuliahnya di Jakarta. Slamet memberi tahu Bambang bahwa ruang kosong di sebelah makam tersebut disiapkan untuk makam dirinya. Bambang kemudian pergi ke Jakarta dengan cita-cita menjadi sarjana di bidang komputer, memajukan desanya dan menyampaikan surat ayahnya untuk Maudy Koesnaedi.[4][5]

Pertama datang ke Jakarta[]

Mimpi Metropolitan Episode 01

Bambang berkenalan dengan Alan.

Sekarang masnya mau Jakarta bagian mana? Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara atau Jakarta Timur?
Kalau utara arahnya ke mana ya, mas? Kalau di kampung saya utara itu patokannya Gunung Merapi.

Sopir bus dan Bambang, episode 1

Sesampainya di Terminal Kampung Rambutan di Jakarta, Bambang kebingungan karena tidak tahu apa-apa tentang geografi Jakarta. Bambang didatangi oleh dua preman yang mencoba mengambil kotak yang berisi surat ayahnya. Bambang melarikan diri dan bersembunyi di bus. Di dalam bus, Bambang bertemu dengan Alan, seorang penjual DVD bajakan yang sedang bersembunyi dari polisi. Setelah berkenalan, Alan mengajak Bambang tinggal bersamanya di indekos yang dia tinggali.[6]

Saat Alan menunjukkan Bambang tempat-tempat penting di sekitar kosan, mereka bertemu dengan Melani, seorang karyawan Hits TV yang sedang berangkat kerja. Bambang langsung jatuh cinta kepada Melani dan mereka berkenalan. Begitu sampai di kosan, Bambang melihat-lihat kamarnya Alan dan menyimpulkan bahwa Alan adalah penggemar Ariel Noah. Saat Alan sedang menyanyikan lagunya Ariel, Prima datang ke kamar Alan untuk meminta mi rebus. Di sana, Prima berkenalan dengan Bambang. Saat makan mi rebus bersama, Alan dan Prima menceritakan latar belakang mereka kepada Bambang. Sedangkan Bambang menjelaskan bahwa dia datang ke Jakarta untuk kuliah dan bertemu "Mba Zaenab", tanpa menjelaskan bahwa Zaenab yang dimaksud adalah Maudy Koesnaedi.[6]

Pada malamnya, Bambang bertemu dengan Melani yang sedang pulang kerja. Mendengar bahwa Alexi suka mengganggu Melani dengan meneleponnya di luar pekerjaan, Bambang menyebut Alexi orang tidak sopan. Bambang kemudian meminta nomor telepon Melani. Sebelum tidur, Bambang membuka kotak surat ayahnya dan mengingat saat ayahnya menulis surat tersebut.[6]

Keesokan harinya, Bambang sarapan nasi uduk yang Alan belikan untuknya. Mendengar bahwa Alan di tengah jalan jatuh cinta kepada keponakannya Saodah yang bernama Pipin, Bambang meyakinkan Alan bahwa dia tidak akan mendekati Pipin. Untuk memperkuatnya, Prima, Alan dan Bambang sepakat untuk tidak boleh jatuh cinta kepada perempuan yang sama. Selepas sarapan, Alan mengantarkan Bambang mencari brosur kuliah menggunakan motornya Prima. Bambang juga meminta Alan mengantarkannya ke Mba Zaenab, padahal dia tidak tahu di mana tempatnya. Di tengah jalan, motor Prima ditilang polisi karena lampunya mati. Ketika Bambang dan Alan pulang ke kosan, Prima marah dan menyuruh mereka ikut dia besok.[6]

Menjadi ekstras dan penonton bayaran[]

Mimpi Metropolitan Episode 02

Bambang menjadi penonton bayaran.

Pokoknya ya, selama lu bertiga belum bisa ngegantiin tas gua, kapan pun gua butuh ekstras, lu bertiga harus stand by!

Mami Bibir ke Bambang, Alan dan Prima, episode 2

Besoknya, Bambang dan Alan ikut Prima ke lokasi syuting Ada Azab Dalam Cerita. Bambang datang dengan berpakaian kemeja walaupun Prima sudah menyuruhnya memakai pakaian santai. Di sana, Bambang bertemu dengan ibu kos mereka, Mami Bibir, yang juga merupakan pemilik Bibir Agency yang akan mempekerjakannya. Bambang dengan polos memanggil Mami Bibir "tante menor" dan melukai mukanya saat ingin meminta maaf. Sementara Prima mengurus Mami Bibir, Bambang dicap tangannya oleh koordinator lapangan, Nita. Nita menjelaskan bahwa Bambang akan menjadi ekstras alias pemain figuran dan cap tersebut berfungsi menunjukkan Bambang berasal dari agensinya Mami Bibir. Nita juga memberikan Bambang makanan berupa sekotak nasi.[6]

Kemudian, Bambang bertemu Alan dan memberitahunya bahwa syuting itu enak karena mendapat makan gratis. Alan lalu menitipkan tas Mami Bibir kepada Bambang sementara dia mengambil jatah nasi kotaknya. Saat sedang makan, Bambang melihat seseorang menawarkan teh dan kopi, jadi dia meminta segelas kopi. Prima dan Alan lalu mendatangi Bambang. Prima menjelaskan bahwa kopi tersebut diperuntukkan untuk kru dan pemain, bukan ekstras. Alan menyarankan Bambang cepat-cepat menghabiskan kopinya sebelum Mami Bibir tahu, tetapi karena kopinya panas, Bambang tidak kuat dan tanpa sengaja menumpahkannya ke tas Mami Bibir.[6]

Bambang dan Alan membawa tas Mami Bibir ke westafel untuk dicuci. Sementara itu, Prima mencari pengering rambut, tetapi hanya menemukan setrika. Alan mencoba mengeringkan tas Mami dengan setrika, tapi malah membuatnya berlubang. Saat keluar dari tempat mencuci, Bambang, Alan dan Prima langsung bertemu dengan Mami Bibir.[6] Mereka mengembalikan tasnya kepada Mami Bibir dan menjelaskan bahwa mereka tidak sengaja merusaknya. Mami Bibir marah dan menuntut mereka mengganti tasnya seharga 15 juta rupiah. Sampai mereka bisa menggantinya, mereka harus siap apabila dipanggil menjadi ekstras atau penonton bayaran.[7]

Bambang, Alan dan Prima kemudian menjadi ekstras dalam adegan tawuran Ada Azab Dalam Cerita. Di tengah syuting, Alan pingsan karena salah satu pukulan lawan mainnya. Akibatnya, Bambang, Alan dan Prima langsung dibayar dan diminta berhenti syuting untuk adegan tawuran. Bambang kemudian menyaksikan Alan dan Prima bertengkar karena saling mengejek pekerjaan yang lainnya.[7]

Bambang lalu ikut Prima pergi belanja di pasar swalayan. Prima menjelaskan bahwa dia akan memerlukan persediaannya sendiri selama bertengkar dengan Alan. Bambang menyarankan mereka baikan saja, tetapi Prima masih belum mau. Selama menunggu Prima belanja, Bambang memerhatikan seorang tukang parkir yang mendapat cukup banyak uang dari pekerjaannya. Bambang jadi dapat ide untuk menjadi tukang parkir juga.[7]

Kemudian, Bambang pulang ke kos. Di sana, Bambang bertemu Alan dan berkenalan dengan Pipin yang sekarang menjadi pembantu rumah tangga di rumah Mami Bibir. Bambang lalu menelepon ayahnya untuk mengabarinya tentang kemajuannya dalam mencari kampus untuk kuliah. Ayahnya juga mengingatkan Bambang untuk menyampaikan pesannya ke "Mba Zaenab".[7]

Saat makan malam bersama Alan dan Prima, Bambang melihat uang pertama yang dia dapat sendiri di Jakarta. Alan dan Prima jadi teringat tentang penghasilan pertama mereka di Jakarta. Karena sudah bernostalgia bersama, atas saran Bambang, Alan dan Prima saling bermaafan. Setelah itu, Topan menawarkan mereka makanan dalam kaleng. Bambang menerimanya dan terkejut karena isi kalengnya hanya rengginang saja. Bambang kemudian malah mengambil kalengnya saja untuk dijadikan tempat menyimpan uang patungan untuk mengganti tas Mami Bibir. Prima memberi tahu Bambang dan Alan bahwa ada tas murah yang bisa mereka jadikan pengganti tas Mami. Mami Bibir tiba-tiba datang dan menyuruh mereka menjadi penonton bayaran di Alexi Show. Khususnya, mereka disuruh latihan tertawa agar saat rekaman mereka bisa tertawa walaupun Alexi tidak lucu.[7]

Keesokan harinya, Bambang jadi sering tertawa sendiri, seperti saat baru bangun tidur dan masuk kamar mandi. Bambang kemudian pergi ke swalayan yang sama dengan kemarin. Di sana, Bambang mendapat dua ribu dari membantu pembeli yang parkir di sana. Namun, Bambang didatangi oleh tukang parkir yang biasa, jadi Bambang berpura-pura datang untuk belanja. Setelah belanja sebatang lolipop dan memberikan dua ribu yang dia dapat, Bambang meninggalkan swalayan. Saat pulang ke kosan, Pipin menitipkan ke Bambang paket yang diperuntukkan untuk Prima.[7]

Bambang dan Alan lalu datang ke studio syuting Alexi Show. Saat Prima datang, Bambang memberitahunya tentang paket di kosan. Prima menjelaskan bahwa paket tersebut berisi tas untuk Mami Bibir. Saat waktunya syuting, Bambang bisa tertawa secara spontan ketika mendengar lelucon Alexi yang tidak lucu. Hasilnya, syuting berjalan ramai dan lancar.[7]

Pada malamnya, Bambang dan Prima memberikan tas yang Prima beli kepada Mami Bibir. Namun, Mami menolak karena mengenali tas tersebut KW. Saat waktunya tidur, Bambang mengigau dan mengiyakan permintaan Alan untuk membayar tujuh ratus ribu rupiah dari biaya kos mereka berdua, padahal sebenarnya dia hanya perlu membayar setengah dari sembilan ratus ribu rupiah.[7]

Idul Adha di Jakarta[]

Mimpi Metropolitan Episode 03

Bambang, Alan dan Prima menemukan seekor kambing.

Jadi gini, mas. Lebaran kurban pertama saya jauh dari bapak, mas. Jadi kangen kampung.

Bambang ke Alan dan Prima, episode 3

Dua malam sebelum Idul Adha, Bambang, Alan, dan Prima memeriksa makanan di kosan, tetapi mereka hanya menemukan semangkuk nasi putih. Melihat Alan kecewa, Bambang menyuruh Alan mensyukuri makanan yang ada dan mengambil garam untuk membuat nasinya lebih enak.[8]

Keesokan paginya, Bambang, Alan, dan Prima bertemu Pipin di depan kosan. Karena mendengar Pipin akan menjadi panitia kurban, Prima mengajak Bambang dan Alan menawarkan diri menjadi panitia juga demi daging gratis. Walaupun kecewa dengan niat mereka, Pak RT tetap menerima Bambang, Alan, dan Prima.[8]

Bambang, Alan, dan Prima lalu pulang ke kosan dan menemukan pintunya terbuka padahal mereka sudah menguncinya sebelum pergi. Rupanya ada kambing yang masuk ke dalam kosan. Alan ingin menyembelih kambing tersebut untuk mendapat dagingnya, tetapi Bambang dan Prima melarangnya karena itu mungkin kambing seseorang. Sekalian agar bertemu Pipin, Alan pergi ke masjid untuk bertanya apakah ada kambing yang hilang, sedangkan Bambang dan Prima menunggu di kosan.[8]

Seorang penghuni kosan pulang dan memberi tahu Bambang dan Prima bahwa Pak Mail dari kampung sebelah sedang kehilangan kambingnya. Bambang dan Prima berangkat naik motor Prima ke alamat Pak Mail, dengan Bambang sebagai pengemudi dan kambingnya diberikan helm agar tidak ditilang. Di tengah perjalanan, Bambang ditelepon oleh Melani yang sedang membutuhkan kambing untuk syuting. Bambang memutuskan untuk putar balik ke kantor Hits TV dulu untuk meminjamkan kambingnya ke Melani. Setelah syutingnya selesai, Bambang dan Prima kembali membawa kambingnya ke rumah Pak Mail. Namun, Pak Mail mengatakan bahwa itu bukan kambingnya, jadi Bambang dan Prima berkendara pulang. Di tengah jalan, Bambang dan Prima terjatuh dari motor sehingga badan mereka seperti babak belur.[8]

Sesampainya di kosan, Bambang dan Prima bertemu Alan yang juga tampak babak belur karena digebuki warga yang mengira dia maling. Saat Mami Bibir dan Pipin datang membawakan mereka es batu untuk kompres, Mami Bibir mengungkap bahwa kambing yang Bambang, Alan, dan Prima temukan adalah kambing miliknya.[8]

Setelah itu, Bambang curhat ke Alan dan Prima bahwa dia rindu kampung dan hidup di Jakarta itu terlalu keras. Prima memotivasi Bambang dengan memberikan contoh diri Prima yang masih bertahan menghadapi sakitnya hidup di Jakarta selama lima tahun. Bambang lalu menerima kunjungan dari Melani yang memberikan Bambang martabak sebagai terima kasih atas bantuannya tadi siang.[8]

Keesokan paginya, pada hari Idul Adha, Bambang terbangun dengan marah karena Alan memakan martabak dari Melani. Untuk pakaian lebaran kurban, Bambang meminjam baju koko dari Prima. Bambang dan Alan lalu terkesima melihat Melani dan Pipin di depan kosan, sedangkan Prima hanya bisa melihat Mami Bibir. Mereka berenam kemudian berangkat ke masjid.[8]

Di masjid, Bambang, Alan, dan Prima ditugaskan menyembelih kambing kurban. Namun, mereka tidak tega menyembelih kambing dan bahkan Bambang pingsan ketika melihat penyembelihan. Ketika tersadar, Bambang sudah ada di rumah Mami Bibir. Bambang kecewa Prima-lah yang membangunkannya dan bukan Melani, karena Melani sudah berangkat kerja. Bambang kemudian ikut makan sate yang sudah Alan dan Pipin masak. Bambang terkejut dan sedih ketika Mami Bibir mengungkap bahwa satenya terbuat dari daging kambing yang Bambang kemarin jaga.[8]

Membayar uang kos[]

Lu tahu kagak H-3 artinya apaan?
Nggak. Apa, mas?
[...]
Jadi gini. Maksudnya H-3 itu adalah paling lambat 3 hari kita harus udah bisa bayar kosan. Kalau misalnya kagak sanggup, kita harus cari emperan toko.
Gembel dong?

Prima dan Bambang, episode 4

Sebagai bagian dari perjanjian dengan Mami Bibir, Bambang terus menjadi ekstras di acara Ada Azab Dalam Cerita dan penonton bayaran di acara-acara Hits TV. Namun, menjadi ekstras rupanya berat bagi Bambang, karena harus menunggu seharian di lokasi syuting padahal baru dapat adegan saat malam hari; itu pun muka Bambang tidak terlihat saat acaranya ditayangkan di televisi.[9]

Di saat yang sama, Bambang mulai belajar untuk ikut ujian masuk universitas. Saking sibuknya, Bambang tertidur dan lupa mengambil uang untuk bayar kos, jadi dia menggunakan uang darurat rahasianya untuk melengkapi patungan uang kosnya (Rp700.000) ke Alan. Pada hari Alan membayar kosan, Bambang bertemu Mami Bibir yang memberitahunya bahwa harga kos berdua adalah Rp900.000. Bambang merasa dibohongi oleh Alan, meskipun Alan mengatakan Bambang sudah setuju saat mengigau.[9] Bambang ingin keluar kosan pada malam itu juga, tetapi berhenti karena bertemu Melani di depan kosan. Mengobrol dengan Melani yang harus pindah kos karena kosnya yang akan direnovasi menenangkan Bambang. Namun, Bambang tetap menuntut Alan membayar utangnya dan sampai Alan bisa melakukannya, Alan tidur dulu di kamar Prima.[10]

Saat sedang tidur, Bambang merasa haus, jadi dia ke ruang utama untuk minum dan ditakutkan oleh sosok hitam misterius. Pada pagi hari, Bambang memberi tahu orang-orang bahwa di kosan ada hantu, tetapi Alan dan Prima tidak percaya. Bambang dan Prima lalu menjadi penonton bayaran di Alexi Show dan menyaksikan Alexi tiba-tiba histeris karena dihipnotis oleh bintang tamunya. Saat penonton yang lain merekamnya, Bambang tersadar bahwa ponselnya sudah jadul dan tidak ada kameranya. Saat pulang syuting, Bambang kebetulan ditelepon ayahnya, jadi ayahnya memberikan dia uang untuk membeli ponsel baru.[10]

Pada malamnya, Alan mengajak Bambang dan Prima keluar untuk mendapatkan uang. Rupanya, Alan bekerja sama dengan Pak Heri untuk menjadi penggali kubur. Walaupun uangnya lumayan, Bambang dan Prima setuju untuk menghindari pekerjaan itu lagi.[10]

Saat waktunya tidur, Bambang pergi ke kamar mandi dan dikejutkan oleh sosok hitam lagi, tetapi kali ini ketahuan bahwa sosok itu adalah Alan yang menjahili Bambang. Agar Bambang memaafkannya, Alan setuju untuk mengantarkannya membeli ponsel baru. Sebelum itu, Alan meminta Bambang menemaninya mencicipi gado-gado buatan Pipin yang ingin mulai berjualan gado-gado. Masalahnya, gado-gadonya tidak enak dan Bambang secara langsung mengatakannya ke muka Pipin. Saat mendatangi Pipin, Bambang melihat Melani yang rupanya mulai sekarang tinggal di rumah Mami Bibir.[10]

Setelah meminta maaf karena terlalu kasar kepada Pipin, Bambang dan Alan pergi membeli ponsel baru, lalu pergi bersama Prima ke lokasi syuting di sebuah kuburan. Di sana, Bambang melakukan video call dengan Melani untuk menunjukkan kemampuan ponsel barunya. Bambang, Alan, dan Prima lalu berpakaian seperti hantu untuk syuting, tetapi malah mereka yang ketakutan karena melihat ada kuburan Heri dan tiba-tiba Heri memanggil mereka.[10]

Melunasi utang ke Mami Bibir[]

Pada hari Pipin akhirnya membuka warung gado-gado setelah gado-gadonya enak, Bambang, Alan, dan Prima membantu Pipin memasang spanduknya. Bambang bertugas mengambilkan paku dan palu, tetapi perhatiannya teralihkan oleh Melani yang menjatuhkan barang-barangnya karena takut melihat kecoak. Bambang pergi ke kantor Hits TV untuk mengembalikan kertas yang tertinggal, tetapi rupanya itu hanya skrip episode lama. Saat Bambang kembali ke warung, Pipin, Prima, dan Alan sudah memasang spanduknya dengan paku dan palu Pipin.[11]

Saat malam tiba, Bambang mendengar Melani akan mengundang "Zaenab" sebagai bintang tamu. Oleh karena itu, pada keesokan harinya, Bambang ikut pergi bersama Melani ke kantor. Di sana, Bambang mendengar ruangan lokasi Zaenab dan diam-diam pergi sendiri ke sana. Namun, saat sampai, yang Bambang temukan adalah penyanyi dangdut bernama Zaenab Rihana. Bambang pun dikeluarkan dari kantor oleh satpam. Saat pulang bersama Alan dan Prima, Bambang kegirangan melihat poster Maudy Koesnaedi di tiang listrik dan memberi tahu Alan dan Prima bahwa inilah "Zaenab" yang dia cari selama ini.[11]

Saat Bambang, Alan, dan Prima sampai di kosan, mereka bertemu penjual tas langganan Mami Bibir yang memberi tahu mereka bahwa Mami sudah membeli tas baru yang sama persis dengan yang mereka rusak, tetapi harga tas-tas tersebut rupanya 600 ribu, bukan 15 juta. Begitu pagi tiba, Bambang, Alan, dan Prima mengantarkan tas baru Mami dan membayar utang mereka sebesar yang seharusnya.[11]

Karena masih ada sisa uang di kotak uang mereka, Bambang, Alan, dan Prima memutuskan untuk membeli sate. Namun, penjualnya sedang istirahat, jadi mereka memasak satenya sendiri dan tidak sengaja membuat apinya terlalu besar. Mereka lalu menggunakan jaket seorang pelanggan untuk memadamkannya. Si pemilik jaket marah dan menuntut mereka membayar utang sebesar 3 juta atau dilaporkan ke polisi.[11] Bambang, Alan, dan Prima pun mulai kembali patungan menggunakan kotak uang.[12]

Waktunya ujian masuk universitas[]

Mimpi Metropolitan Episode 07

Bambang bertanya kepada satpam universitas.

Maaf Mi, hari ini saya perlu menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Waktu masuk ujian universitas sudah dekat. Saya harus lulus, Mi; saya harus belajar.

Bambang, episode 7

Keesokan paginya, Mami Bibir meminta Bambang ikut syuting walaupun utangnya sudah lunas. Bambang menolak karena waktunya ujian masuk universitas tinggal satu hari lagi dan dia ingin belajar. Ketika rupanya Melani yang meminta Mami mencarikan penonton bayaran, Bambang bersedia. Namun, Mami sekarang mencoba membuat Bambang membayar apabila ingin ikut. Bambang menolak, karena bertemu Melani bisa dilakukan setiap hari di kos.[12]

Bambang lalu belajar di warung Pipin sambil makan. Seorang pelanggan datang dan membayar utang 200 ribunya ke Pipin. Orang tersebut mengatakan dia mendapatkan uang tersebut saat donor darah. Setelah bertanya kepada orang tersebut, Bambang mendapatkan lokasi donor darahnya adalah di dekat rumah Pak RT dan bahwa donor darahnya kemungkinan sudah tutup untuk hari ini.[12]

Ketika Alan dan Prima pulang pada malam hari, Bambang mengusulkan kepada mereka untuk pergi donor darah agar mendapat uang secara cepat. Alan dan Prima tidak percaya mereka akan diberi uang saat donor darah, paling hanya diberi makanan. Kalau begitu, Bambang memilih ikut donor darah sendiri. Di kamar, Bambang meneruskan belajar dan meminta doa dari foto Maudy Koesnaedi.[12]

Pada pagi harinya, Bambang terlambat bangun dan harus dibangunkan oleh Alan. Bambang buru-buru bersiap, tidak mandi, hanya memakai parfum, dan hampir lupa memakai celana panjang. Bambang lalu pergi ke tempat donor darah. Di sana, dia bertemu Prima yang datang untuk mendapat sarapan gratis. Prima mencoba memberi tahu Bambang bahwa donor darah tidak mungkin diberi uang, tetapi Bambang terus menunggu sampai akhirnya susternya sendiri yang memberitahunya.[12]

Saat berjalan ke kos, Bambang terjatuh karena tubuhnya lemas. Melani yang kebetulan sedang mengambil dokumen di rumah Mami Bibir menahannya, lalu memberikan Bambang obat. Saat duduk di depan rumah Mami, Bambang melihat Mami mengenakan jaring hitam dan mengira kaki Mami sedang bau. Melani lalu membawa Bambang ke warung Pipin agar Pipin menjaga Bambang selama Melani pergi bekerja.[12]

Pelanggan warung Pipin yang kemarin datang lagi ke warung. Bambang bertanya mengapa dia bisa dapat uang dari donor darah kemarin. Rupanya orang tersebut mendapatkan uangnya bukan dari donor darah, melainkan dari menjual tanaman hias kepada suster saat donor darah.[12]

Pipin lalu bertanya bagaimana Bambang akan ujian apabila sedang sakit. Bambang baru teringat soal ujian dan langsung berlari ke Universitas Tri Karya Media. Meskipun satpam mencoba menahannya, Bambang memaksakan masuk mencari ruang ujian. Ketika ruangannya rupanya sudah kosong, satpam menjelaskan bahwa ujiannya sudah selesai dan Bambang harus mencoba lagi tahun depan.[12]

Pada malamnya, Slamet menelepon Bambang untuk bertanya tentang ujian Bambang. Dengan berat hati, Bambang mengaku terlambat ikut ujian. Bambang memberi tahu ayahnya bahwa dia akan tetap tinggal di Jakarta, mencari uang sendiri dan ikut ujian tahun depan. Setelah selesai ditelepon, Bambang duduk sambil menangis di depan kos. Ketika Melani datang dan bertanya ada apa, Bambang mengusap air matanya dan menyatakan dirinya pantang menangis. Melani memberi tahu Bambang bahwa dia lebih menghargai laki-laki yang tidak gengsi. Bambang jadi menangis di lutut Melani, paling tidak sampai Adul datang dan meledek Bambang karena modus ingin mendekati Melani.[12]

Marah karena surat ayahnya rusak[]

Mimpi Metropolitan Episode 08

Bambang membawa arit ke kos.

Mas Alan harus tanggung jawab! [...] Di balik foto Mba Zaenab ini, ada surat dari bapak saya untuk Mba Zaenab.

Bambang ke Alan, episode 8

Keesokan harinya, Bambang menceritakan percakapannya dengan ayahnya kepada Alan dan Prima. Bambang lalu merenungkan bahwa dia harus tetap menyampaikan surat ayahnya ke Maudy Koesnaedi. Bambang lalu sadar bahwa kotak suratnya hilang. Setelah tidak menemukannya di kamar, Bambang pergi ke warung Pipin dan mendapati Pipin menggunakannya sebagai wadah kerupuk. Pipin memberi tahu Bambang bahwa kemarin malam Alan memberikannya ke Pipin.[12]

Bambang marah ke Alan dan menjelaskan bahwa di balik foto yang ada di dalam kotak tersebut tertulis surat ayahnya untuk Maudy Koesnaedi. Alan mencoba menenangkan Bambang dengan membersihkan minyak di foto menggunakan tisu, tetapi tidak ada efeknya. Prima mencoba menggunakan air botol untuk menghapus minyaknya; tentu ini hanya membuat fotonya basah dan Bambang semakin marah. Bambang menyiprat muka Alan dan Prima dengan air tersebut lalu keluar kos untuk membuang botolnya. Di luar, Melani menghibur Bambang dengan berjanji akan mengabari Bambang apabila "Mbak Zaenab" ada di acara Hits TV. Ketika Bambang kembali ke kamar, Bambang masih marah dan tidak mau bicara dengan Alan.[13]

Besoknya, Bambang jalan-jalan ke luar kos dan menemukan seorang pemotong rumput yang butuh anak buah. Bambang menawarkan diri dan diberikan arit untuk diasah. Bambang pergi ke kos dan di tengah jalan melihat Prima mengantar Melani pergi bekerja. Begitu sampai di kos, Bambang membuat Alan dan Topan ngeri, apalagi Bambang tidak mau menceritakan mengapa dia membawa arit. Bambang lalu mengasah aritnya di depan kos, membuat takut Alan, Pipin dan Prima.[13]

Setelah selesai mengasah, Bambang mulai menemani bosnya memotong rumput. Karena tangannya gatal, Bambang diberikan kain yang terlihat seperti tato untuk menutupi tangannya. Bambang merasa keren dan memasang fotonya menggunakan kain tersebut di Instagramnya. Bambang kemudian bertemu anak-anak yang ingin bermain arit. Tentu Bambang melarang, tetapi anak-anaknya menangis dan ibu-ibu yang lewat mengira Bambang memalak anak-anak tersebut. Bambang melarikan diri sampai terpisah dari bosnya.[13]

Bambang rupanya telah berlari sampai ke lokasi syutingnya Melani. Teman-teman Melani takut melihat Bambang, meninggalkan Melani sendirian berbicara dengan Bambang. Setelah Bambang menjelaskan pekerjaan barunya, Melani menjadi tenang dan memperkenalkan Bambang kepada teman-temannya. Bambang ingin memperhatikan Melani yang sedang bekerja, tetapi dia dipanggil oleh bosnya.[13]

Setelah pekerjaannya selesai, Bambang mengembalikan arit dan kainnya. Prima kebetulan sedang ada di dekat sana dan menjadi tenang setelah tahu Bambang hanya bekerja menjadi pemotong rumput. Prima lalu mengantar Bambang pulang dan menceritakan bahwa Melani mengagumi persahabatan mereka. Pada malamnya, Alan dan Prima mempersembahkan poster Maudy Koesnaedi untuk Bambang. Bambang memaafkan Alan dan Prima lalu mereka makan bersama.[13]

Bertemu ibunya Melani[]

Mimpi Metropolitan Episode 09

Bambang dan ibunya Melani ikut demo.

Kamu kemarin-kemarin sudah jagain tante, temenin tante jalan-jalan keliling Jakarta. Nah, besok-besok, kamu juga jagain Melani ya.

Lisa ke Bambang, episode 9

Pada suatu hari, orang yang jaketnya rusak karena Bambang, Alan dan Prima mendatangi Bambang di rumah kos Mami Bibir untuk menagih utang mereka. Bambang mengirim pesan kepada Prima yang sedang mengojek agar Prima datang ke kosan. Karena Bambang belum terbiasa mengetik di ponsel barunya, yang mengetikkan pesannya adalah si pemilik jaket. Setelah Alan dan Prima datang, mereka bertiga membayar sepertiga dari utang mereka. Setelah pemilik jaket pergi, Bambang, Alan dan Prima memutuskan untuk mengamen demi bisa membayar sisa utang mereka.[14]

Bambang, Alan dan Prima lalu mengamen di berbagai tempat. Walaupun menghadapi masalah seperti pengamen wanita yang tidak mau berbagi wilayah, mereka berhasil mendapatkan sejumlah uang. Namun, mereka didatangi oleh dua orang preman yang mencoba mengambil uang mereka. Bambang, Alan dan Prima segera melarikan diri dan dikejar oleh kedua preman tersebut. Setelah lelah berlari, Bambang mencoba menyerang kedua preman tersebut dengan gitarnya Alan. Hasil akhirnya, gitar tersebut direbut oleh preman dan dibawa kabur.[14]

Bambang, Alan dan Prima pulang ke kosan dan bertemu dengan ibunya Melani, Lisa. Pada malamnya, Bambang meminta Alan mengikhlaskan gitarnya, tetapi Alan tidak mau karena dia sudah susah payah mencari uang untuk membeli gitar tersebut. Bambang lalu pergi keluar untuk membeli obat nyamuk. Di depan rumah Mami Bibir, dia bertemu Lisa yang juga ingin membeli obat nyamuk. Bambang membelikan obat nyamuk juga untuk Lisa dan Lisa meminta Bambang menemaninya jalan-jalan keliling Jakarta.[14]

Keesokan harinya, Bambang menunggu Lisa keluar di depan rumah Mami Bibir. Ketika Mami Bibir dan Melani keluar duluan, Bambang terkejut dan Mami Bibir mencurigai niat Bambang duduk di depan rumahnya. Lisa keluar dan menjelaskan bahwa dia akan jalan-jalan dengan Bambang. Bambang dan Lisa pun berangkat; Melani menyuruh Bambang memastikan tidak terjadi apa-apa kepada ibunya.[14]

Bambang dan Lisa naik bus dan melihat-lihat gedung-gedung di Jakarta, baik yang Bambang kenali maupun tidak. Bambang dan Lisa diberikan makanan ringan oleh seorang anak di bus. Karena mengira itu makanan gratis, Bambang dan Lisa memakannya. Ketika rupanya makanan tersebut tidak gratis, Bambang membayarkan makanannya Lisa juga. Namun, saat waktunya membayar ongkos bus, uang Bambang sudah habis jadi Lisa yang membayarkan. Di tengah perjalanan, Bambang mendapat telepon dari Alan dan Prima yang mengajaknya ikut demo, tetapi Bambang mengatakan dia sedang tidak bisa. Ketika Lisa mendengar hal tersebut, Lisa memberi tahu Bambang bahwa Bambang harusnya ikut saja karena demo itu seru.[14]

Bambang dan Lisa lalu berjalan dan kebetulan lewat lokasi demo, Graha Bukti. Di sana ada Alan, Prima dan Pipin yang sedang ikut demo. Ketika diajak ikut demo, Lisa langsung setuju sehingga Bambang ikut demo. Setelah demo selesai, Bambang dan teman-temannya mendapat bayaran mereka. Karena uang hasil dagangan Pipin dibawa pulang oleh Wawan, Bambang dan yang lainnya memberikan uang hasil demo mereka kepada Pipin. Saat perjalanan pulang, mereka didatangi oleh kedua preman yang sebelumnya mengambil gitar Alan. Bambang, Alan dan Prima langsung melarikan diri, tetapi Lisa berhasil melawan kedua preman tersebut dan mengambil kembali gitar Alan. Ketika Prima bertanya apakah ini membuat Bambang takut mendekati Melani, Bambang justru senang punya orang yang bisa melindungi dirinya.[14]

Sesampainya di kosan, Bambang dimarahi Melani karena membawa ibunya ke tempat demo. Saat makan malam, Bambang bimbang memikirkan apakah Melani masih marah atau tidak. Prima mengatakan bahwa jika ini FTV, maka Bambang tidak lama lagi akan jadian dengan Melani. Pembicaraan mereka dipotong oleh Mami Bibir. Mami Bibir menyalahkan mereka karena mengajak Pipin ikut demo yang berujung pada pecahnya layar ponsel Mami. Untungnya, Prima memeriksa dan memberi tahu Mami bahwa hanya tempered glass ponsel Mami saja yang pecah, jadi Bambang tidak harus membayar apa-apa.[14]

Keesokan harinya, Bambang menunggu di depan rumah Mami untuk mengantar Lisa pulang. Melani meminta maaf kepada Bambang karena kemarin telah membentaknya. Saat Melani masuk ke dalam sebentar, Lisa meminta Bambang untuk menjaga Melani selama Melani tinggal di Jakarta. Setelah itu, Bambang dan Melani pergi mengantarkan Lisa.[14]

Mobil dari Pakde Trisno[]

Kenalin, ini Bejo. Sudah 30 tahun lebih mas, dia menemani keluarga Soedarmo.

Bambang memperkenalkan mobilnya ke Alan dan Prima, episode 10

Pada suatu hari, Bambang, Alan dan Prima pergi mengamen untuk mencari uang demi melunasi utang ganti rugi jaket. Saat beristirahat, Bambang ditelepon oleh pakdenya, Trisno, yang rupanya sedang ada di warung Pipin dan membawakannya mobil keluarga mereka, Si Bejo. Bambang memutuskan pulang duluan, tetapi Alan dan Prima memilih ikut pulang untuk melihat Si Bejo.[15]

Ketika Bambang, Alan dan Prima sampai di kos, Bambang langsung memperkenalkan Si Bejo kepada mereka. Prima kecewa mobilnya bukan mobil mewah yang sedang dia impikan, jadi dia langsung masuk ke kos. Bambang dan Alan menemui Trisno dan Pipin. Bambang memperkenalkan Alan ke Trisno dan bertanya apakah Trisno sudah bertemu Mami Bibir. Pipin memberi tahu Bambang bahwa Mami sedang sakit, jadi Trisno akan bertemu dengan Mami besok saja sebelum pulang. Pipin juga mengembalikan uang hasil demo Bambang, Alan dan Prima karena Wawan tadi datang mengembalikan uang hasil dagang gado-gado Pipin.[15]

Pada malamnya, Bambang, Alan, Pipin dan Melani pergi makan di angkringan. Di angkringan, Bambang memperhatikan baju luaran baru Melani yang berwarna magenta. Melani mengatakan bahwa dia dengar magenta bagus untuk keseimbangan mental. Alan dan Pipin kemudian pergi jalan-jalan sebentar, meninggalkan Bambang dan Melani berdua. Melani menyuruh Bambang berhenti memanggilnya "Mbak Melani" karena berpikir dia dan Bambang seumuran. Rupanya, Bambang tiga tahun lebih muda dari Melani. Walaupun begitu Melani tetap meminta dipanggil "Melani" saja.[15]

Keesokan paginya, Bambang, Prima dan Trisno bertemu si pemilik jaket yang datang ke kos untuk mengingatkan bahwa batas pembayaran utang Bambang, Alan dan Prima adalah tiga hari lagi. Setelah dijelaskan situasinya oleh Bambang, Trisno langsung melunasi sisa utang mereka menggunakan uang hasil endorsement-nya. Setelah si pemilik jaket pergi, Mami Bibir datang untuk meminta Prima mencari tukang untuk mengecat ulang tembok rumahnya. Prima langsung menawarkan dirinya dan Bambang. Bambang setuju, tetapi dia harus mengantarkan Trisno ke travel dahulu. Namun, Trisno rupanya jatuh cinta ke Mami dan menunda perjalanan pulangnya.[15]

Bambang mengusulkan ke Mami Bibir untuk mengecat rumahnya dengan warna magenta, mengutip kata-kata Melani tadi malam tentang warna tersebut. Bambang dan Prima lalu pergi naik Si Bejo untuk mencari cat magenta. Karena cat magenta mahal, Bambang dan Prima membeli cat merah dan ungu saja. Begitu pulang ke kos, mereka mencampurkan cat merah dan ungu untuk menghasilkan warna magenta.[15]

Bambang, Prima dan Alan lalu mulai mengecat tembok rumah Mami Bibir. Prima memberi tahu Bambang dan Alan bahwa dia sedang ingin menjadi selebgram terkenal seperti Trisno. Alan menyarankan dia membuat video aneh agar cepat viral. Prima dapat ide membuat video Bambang dan Alan mengecat sambil berjoget. Namun, Bambang teralihkan perhatiannya karena melihat Melani sehingga malah mengecat punggung Alan. Alan mencoba membalas dengan mengecat muka Bambang, tetapi Bambang merunduk dan Mami masuk ke ruangan, sehingga malah muka Mami yang terkena cat. Bambang lalu menyaksikan Trisno kabur dari kosan karena takut melihat muka magenta Mami. [15]

Mami Bibir marah karena Alan mengecat mukanya dan menyuruh Bambang, Alan, dan Prima mengembalikan warna tembok menjadi seperti semula. Setelah selesai, Bambang, Alan, Prima, Melani, dan Pipin menikmati makanan dari Pipin dan menonton video yang Prima tadi rekam. Mereka berlima tertawa melihat bagian muka Mami terkena cat. Mami lalu muncul dari belakang mereka, jadi Bambang dan yang lainnya langsung melarikan diri.[15]

Mengantar anak-anak ke kolam renang[]

Pada suatu hari, Bambang mencuci Si Bejo bersama Alan. Ketika membicarakan mengapa Alan tidak sarapan gado-gado di warung Pipin, Bambang menjahili Alan dengan berpura-pura Pipin ada di belakang Alan. Alan membalas dengan dua kali berpura-pura melihat Melani keluar dari rumah Mami Bibir. Karena kesal merasa dijahili tiga kali, Bambang menyiram Alan, tetapi rupanya kali yang ketiga adalah sungguhan sehingga Bambang juga menyiram Melani. Karena mendengar dari Melani soal penyiraman yang dilakukan Bambang, Mami Bibir menyuruh Bambang sekalian menyiram tanaman-tanamannya. Bambang menurut, tetapi dia kesulitan karena Alan pergi untuk menemui Pipin sedangkan Prima malah menjahilinya. Setelah selesai, Bambang pergi kembali ke kosan, tetapi di tengah jalan melihat Melani menarik tangan Alan, sehingga Bambang baper.[16]

Bambang kemudian diberi tahu Prima bahwa adalah ibu guru dan serombongan anak-anak muridnya perlu diantar ke kolam renang. Bambang setuju untuk mengantarkannya dengan kesepakatan 50% bayarannya untuk Bambang, 50% untuk Prima, dan Prima harus mengganti bensin Si Bejo. Bambang dan Prima kemudian membawa Si Bejo ke tempat ibu guru dan anak-anak menunggu, kemudian mulai mengantarkan mereka. Di perjalanan, para penumpang mengeluh karena cuacanya panas dan mobilnya lambat. Dikarenakan keluhan tersebut, Bambang mengemudikan Si Bejo dengan lebih kencang.[16]

Di tengah perjalanan, Bambang melihat ada ibu hamil yang mobilnya mogok. Karena Bambang tidak bisa memperbaiki mobilnya, Bambang memesankan taksi daring untuk ibu tersebut. Setelah itu, rombongan ke kolam renang kembali berjalan dan akhirnya sampai juga. Setelah sampai, ibu guru memberi tahu Bambang dan Prima bahwa dia tidak akan meminta carteran mereka lagi jika mobilnya masih Si Bejo.[16]

Setelah itu, Prima memberi tahu Bambang bahwa dia ingin belajar naik mobil dengan cara mengemudikan Si Bejo. Bambang setuju, tetapi Prima tidak sengaja menabrak mobil orang pada percobaan pertamanya. Bambang dan Prima pergi ke lokasi Mami Bibir untuk meminta uang untuk membayar ganti ruginya. Mami Bibir mengembalikan uang kos Prima dengan syarat Prima pindah ke kamar Bambang dan Alan, sehingga Bambang kesal.[16]

Pada malamnya, Bambang meminta penjelasan dari Alan soal Melani menarik tangan Alan tadi siang. Berapa kali pun Alan menjelaskan bahwa Melani hanya meminta bantuan menangkap kecoak, Bambang masih merasa ada kemungkinan Alan punya maksud tertentu. Pertengkaran ini terhenti karena kepindahan Prima yang juga membuat Alan kesal. Selama waktu tidur, Bambang terganggu oleh suara berisik Prima dan Alan mengeluh.[16]

Pada malam hari berikutnya, Bambang ikut makan dan bernyanyi di peresmian warung Pipin.[16]

Merawat orang lanjut usia[]

Mimpi Metropolitan Episode 13

Bambang menjaga Nancy.

Lu kenal kagak, apa kagak, bisa-bisanya bawa kakek ke sini.
Kau jangan cari perkara lah. Bang. Udah kita laporan aja sama pak polisi. Kalau nggak nanti bisa repot kita semua nih.
Jangan, mas. Kata bapak saya menolong orang itu perbuatan yang mulia.

Prima, Alan, dan Bambang, episode 12

Menjalankan usaha laundry[]

Mimpi Metropolitan Episode 14

Bambang menyiapkan surat untuk Maudy Koesnaedi pada pembukaan Baper Laundry.

Mending kita jadiin ini mesin cuci sebagai modal kita buat laundry; kita nggak usah laundry. Gue yakin kita bakalan sukses.

Prima ke Bambang dan Alan, episode 13

Pada malam hari, Bambang, Alan dan Prima mendapat kiriman mesin cuci serta surat dari Hilda dan Nancy. Nancy mengirim mesin cuci tersebut agar mereka tidak perlu mencuci pakaian mereka sendiri lagi. Bambang bingung karena dia tidak tahu cara menggunakannya. Prima mengusulkan mereka menggunakan mesin cucinya untuk membuka usaha laundry, mengingat belum ada laundry yang murah di daerah sekitar.[17]

Bambang, Alan dan Prima lalu mengumpulkan uang untuk modal. Apabila kurang, Bambang diminta memberikan uang hadiah dari anaknya Kakek Lukman. Bambang mendapat pesan dari Melani yang meminta Bambang menemuinya di warung Pipin. Kebetulan, Prima menyuruh Bambang dan Alan membeli perlengkapan sementara dia bersemadi mencari nama untuk laundry mereka. Di warung, Melani memberi tahu Bambang bahwa Maudy Koesnaedi alias Mbak Zaenab akan menjadi bintang tamu untuk episode Outdoor Chef yang syutingnya besok. Bambang senang dan mengabari ayahnya lewat telepon.[18]

Keesokan harinya, Bambang bangun terlambat karena bermimpi soal bertemu Mbak Zaenab, sampai harus dibangunkan oleh Alan menggunakan bau nafasnya. Saat selesai mandi, Bambang bertemu Alan yang sedang mencari cara mengukur berat cucian Rio dan Topan. Bambang menemukan solusi, yaitu Bambang mengukur berat badannya apabila memegang cucian, lalu dikurangi dengan berat badan Bambang tanpa cucian.[18]

Setelah ganti baju, Bambang memeriksa surat ayahnya untuk Mbak Zaenab dan merasa suratnya sudah terlihat jelek dan bau. Bambang mencoba menyemprotnya dengan parfum, tetapi malah membuat suratnya rusak. Bambang berlari mencari bantuan, membuat Alan menjatuhkan terlalu banyak deterjen dan menabrak Prima yang sedang membawa cuian dari pelanggan. Pipin mengusulkan Bambang mencetak foto Mbak Zaenab yang baru dan Melani memberi tahu Bambang bahwa ada tempat percetakan yang dekat dari kos. Melani mengantarkan Bambang ke sana dan untungnya mereka bisa mencetak foto yang sama persis dengan yang Bambang bawa dari Wonosari.[18]

Sesampainya di kos, Bambang menjelaskan ke Alan dan Prima mengapa dia pergi tidak bilang-bilang. Bambang lalu meminta Melani menulis ulang pesan ayahnya di foto Mbak Zaenab yang baru. Karena pekerjaan mencuci sudah selesai selama Bambang pergi, Bambang ikut Alan dan Prima mempromosikan laundry mereka di jalanan. Bambang dan Prima lalu pulang ke kos sementara Alan terus berpromosi. Di kos, Melani sudah selesai menulis surat ayahnya dan mengembalikannya ke Bambang.[18]

Bambang dan Prima lalu menerima cucian dari seorang pelanggan baru yang sensitif apabila ditanya berat badannya. Setelah itu, Alan pulang membawa lebih banyak pakaian untuk dicuci. Prima dipanggil oleh Mami Bibir untuk segera pergi ke lokasi syuting, meninggalkan Bambang dan Alan bekerja berdua.[18]

Ketika waktu sudah mendekati jam tiga sore, Bambang berpamitan dengan Alan demi bertemu Mbak Zaenab. Namun, sesampainya di sana, tidak ada Mbak Zaenab. Melani meminta maaf karena lupa memberi tahu Bambang bahwa Mbak Zaenab mendadak sakit dan tidak jadi syuting. Tiba-tiba, bintang tamu penggantinya, Clarabel, meminta foto bersama Bambang karena video Bambang mengecat sedang terkenal.[18]

Prima datang dan bingung mengapa Clarabel mengabaikannya dan terus-terusan mengajak Bambang berfoto. Bambang menjelaskan soal videonya yang viral. Selama syuting, Bambang mengajak Prima mengobrol tentang Melani. Prima yang sedang memerhatikan Clarabel kesal dan meneriakinya, sehingga syuting terganggu.[19]

Selesai syuting, Bambang membantu Melani membereskan barang-barang. Kru yang lain mengira Bambang adalah pesuruh baru dan ikut menyuruh-nyuruhnya. Bambang lalu mengabari ayahnya bahwa dia tidak jadi bertemu Mbak Zaenab karena Mbak Zaenab sakit. Ayahnya memaklumi tetapi menyuruh Bambang menjenguk Mbak Zaenab meskipun tidak mungkin.[19]

Pada malam hari, Bambang pulang ke kos dan menawarkan membantu Alan dan Prima merapikan pakaian yang sudah selesai di-laundry. Prima menyuruh Bambang membiarkan Alan bekerja sendiri agar Alan saja "yang diakuin". Bambang bisa melihat Prima sedang baper, jadi Prima mengungkapkan bahwa dia kesal Clarabel mengabaikannya setelah semua usahanya mendekati Clarabel. Bambang dan Alan memberi tahu Prima bahwa orang dengan wajah pas-pasan seperti mereka jangan berharap mendapatkan artis seperti Clarabel. Prima tersinggung lalu pergi. Bambang menemukan bahwa nama laundry mereka adalah "Baper" dan menebak itu adalah penyebab Prima jadi ikut baper.[19]

Saat waktunya tidur, Bambang terbangun karena ingin ke kamar mandi. Bambang tidak sengaja menginjak kaki Prima, membuat Alan kaget dan menendang Prima. Prima jadi kesal dan memilih tidur di ruang utama. Bambang mencoba membujuk Prima untuk kembali ke kamar, tetapi Prima menolak.[19]

Keesokan harinya, Bambang mengizinkan Alan istirahat untuk hari ini karena pinggang Alan sakit. Bambang memasang plang Baper Laundry dan memerhatikan Melani sedang senam bersama Mami Bibir. Ketika pelanggan datang, Bambang mencoba menimbang cuciannya seperti kemarin, tetapi timbangan Mami rusak. Mami Bibir kesal dan pelanggannya tidak jadi mencuci di sana. Melani menasihati Bambang untuk tetap semangat bekerja.[19]

Bambang lalu mengurus hasil cuciannya Irma. Karena Alan memaksakan diri bekerja, Bambang membiarkannya. Saat Irma memeriksa hasil cuciannya, ditemukan celananya Bambang. Irma marah karena sebelumnya diberi tahu pakaiannya akan dicuci terpisah. Bambang lalu membantu memasang koyok di punggung Alan.[19]

Karena Alan ingin membantu Pipin membayar sekolah adiknya, Bambang meminjamkan uangnya ke Alan. Prima lalu datang meminta maaf dan mengakui dia tidak bisa jauh-jauh dari mereka. Bambang dan Alan dengan senang hati memaafkannya. Bambang lalu menghitung penghasilan mereka yang belum balik modal. Bambang, Alan dan Prima bertekad akan tetap berusaha sampai sukses, tetapi setelah ditunggu lama tidak ada pelanggan baru. Saodah memberi tahu mereka bahwa reputasi buruk laundry mereka sudah tersebar ke seluruh kampung.[19] Pada akhirnya, Baper Laundry ditutup.

Liburan ke Taman Mini[]

Mimpi Metropolitan Episode 16

Bambang naik sepeda tandem bersama teman-temannya di Taman Mini.

Lagi pada ngobrol apaan nih?
Ini si Bambang lagi curhat. Kata bapaknya biar Bambang gak stres Bambang harus jalan-jalan, Prim.
Oh, ya udah. Kalau gitu, kita ke Taman Mini aja, yuk. Mumpung kita kemarin itu dapat tiket gratis dari Mami Bibir.

Menjadi pencuci mobil[]

Mimpi Metropolitan Episode 17

Bambang dan Alan menghadapi amarah bos mereka, Anto.

Belajar menjadi selebgram[]

Menjadi bintang tamu[]

Mimpi Metropolitan Episode 21

Bambang menjadi bintang tamu Outdoor Chef.

Membantu kru AADC[]

Menjadi tukang odong-odong[]

Pak, mendingan sekarang bapak istirahat, biar saya yang narik. Nanti penghasilannya tetap buat bapak kok.

Bambang ke Dadang, episode 25

Menjadi eksekutor pesta[]

Mimpi Metropolitan Episode 30

Bambang dan teman-temannya mengikuti pesta baby shower yang mereka siapkan.

San, sorry ya San. Gua gak bisa bantu lo nih. Gua harus jadi korlap juga soalnya. Tapi tenang aja ada Bambang Soedarmo yang siap sedia membantu.
Apaan sih, mas? Tiba-tiba bantu-bantu. Bantu apaan?
Eh, kau mau duit, gak?
Ya, mau lah!

Prima, Bambang dan Alan, episode 27

Berjualan di bioskop layar tancap[]

Mimpi Metropolitan Episode 32

Bambang dan teman-temannya menyiapkan dagangan mereka.

Membantu Prima[]

Mimpi Metropolitan Episode 33

Bambang dan Alan membantu Prima buang sial.

Menjadi anak art di AADC[]

Bang, gini aja lah bang. Kalau kita tidak ada kesempatan jadi ekstras lagi, gak 'pa-'pa bang. Tapi tolong, bang, carikan kita pekerjaan lain bang.

Alan ke Akbar tentang dirinya dan Bambang, episode 34

Keesokan paginya, Bambang bangun terakhir di antara dia, Alan dan Prima. Ketika Bambang keluar kamar, dia masih setengah tidur dan melihat ada Melani di depannya. Bambang langsung bersandar ke pundak "Melani", yang sebenarnya adalah Pipin yang sedang mengantarkan sarapan dari Mami Bibir untuk Prima. Pipin sebal disandari oleh Bambang lalu pergi. Alan juga marah, jadi Bambang memeluk Alan untuk "memberikan" kehangatan Pipin yang masih tersisa. Juna meledek kejomloan Bambang dan Alan, tetapi mereka membalas bahwa mereka tidak percaya Juna sudah pernah pacaran, mengingat soal nama asli saja dia berbohong.[20]

Ketika Prima ingin berangkat ke lokasi syuting Ada Azab Dalam Cerita, Bambang menawarkan diri mengantarkan Prima ke sana naik Si Bejo, mengingat motor Prima masih rusak. Mereka berhenti di tengah jalan karena Alan menelepon. Alan tidak jadi membantu Pipin di warung dan ingin ikut mereka. Bambang dan Prima lalu menunggu lama, karena Alan sebelum pergi membereskan poster Ariel Noah di kamar mereka yang akan di-fogging.[20]

Sesampainya di lokasi, Prima sebagai koordinator lapangan dengan mudah memberikan Bambang dan Alan pekerjaan ekstras. Masalahnya, adegan Bambang dan Alan adalah adegan di mana mereka secara dramatis tertabrak oleh motor. Bambang dan Alan rupanya tidak bisa syuting adegan seperti itu, sehingga Akbar menyuruh Prima mengganti mereka.[20]

Bambang dan Alan meminta Akbar memberikan mereka pekerjaan lain apabila tidak bisa jadi ekstras. Akbar memutuskan untuk menjadikan mereka anak art di bawah arahan Romi. Selama bekerja di lokasi syuting, Bambang dan Alan tidak bisa bekerja dengan baik, jadi Romi menyuruh mereka bekerja di kos mereka membuat standing Instagram.[20]

Sesampainya di kos, Mami Bibir menyuruh Bambang dan Alan melakukan fogging karena fogging dari RT ditunda. Bambang membantu Alan menyiapkan asap anti-nyamuknya lalu membiarkan Alan mengasapi rumah Mami dan kosan. Ketika Alan selesai mengasapi kos, rupanya Juna lupa dikeluarkan dari kamarnya. Juna pingsan di depan kos dan tanpa sengaja melepas rambut palsu Alan, sehingga Bambang, Pipin dan Mami jadi tahu bahwa Alan memakai rambut palsu.[20] Alan malu dan melarikan diri. Bambang ingin mengejar Alan, tetapi Mami mengingatkannya kalau mereka harus mengurus Juna yang keracunan terlebih dahulu. Bambang membantu Mami mengantarkan Juna ke Puskesmas dan rumah sakit.[21]

Selesai mengurus Juna, Bambang pulang ke kos bersama Mami Bibir, Melani dan Pipin. Rupanya Mami dan Melani sekarang tahu nama asli Juna, tetapi Pipin tidak paham meskipun sudah dijelaskan. Bambang memperhatikan bahwa Alan sepertinya belum pulang. Karena Melani belum tahu soal wig Alan, Pipin menceritakan kejadiannya, tanpa menyadari Alan baru saja pulang dan sakit hati mendengar omongan Pipin. Bambang dan Mami mencoba menghibur Alan, tetapi cara mereka tidak efektif. Akhirnya, bujukan Pipin lah yang bisa membuat Alan seperti sedia kala lagi.[21]

Bambang dan Alan lalu mendiskusikan keadaan Juna dan pekerjaan mereka sebagai anak art. Bambang menerima telepon dari ayahnya yang memintanya segera menyampaikan pesannya ke Maudy Koesnaedi. Prima kebetulan pulang, jadi dia membantu Bambang dan Alan membuat properti-properti syuting. Setelah selesai, mereka masuk ke kos dan menemukan Alexi sedang tidur di sofa. Bambang mencoba meminta Alexi mempertemukannya dengan Maudy, tetapi Alexi menolak.[21]

Keesokan paginya, Bambang, Alan dan Prima melihat lewat jendela kamar Alexi sedang dimarahi dan dibawa pulang oleh ibunya. Prima memberi tahu Bambang bahwa ini adalah kesempatan baginya untuk mendekati Melani. Bambang dan Alan lalu mengeluarkan properti syuting yang mereka telah buat. Alan membuat Pipin terkesan dengan mengangkat batu properti. Bambang mencoba melakukan hal yang sama untuk membuat Melani terkesan, tetapi Melani dengan mudah melihat triknya. Walaupun begitu, Melani terkesan dengan hasil pembuatan properti mereka dan mengajak mereka menjadi anak art di The Proposal.[21]

Bambang dan Alan lalu pergi ke lokasi syuting AADC dan bertemu Romi. Romi mengkritik properti buatan mereka karena kurang mendetail. Melani kebetulan juga ada di sana bersama kru The Proposal karena Romi adalah klien mereka. Saat di depan Melani dan direkam, Romi menyuruh Bambang dan Alan dengan cara yang lembut, lalu berubah sikap begitu berhenti direkam. Beberapa saat kemudian, Bambang melihat sebuah properti mengarah ke kepala Melani. Bambang memperingatkan Melani dan berlari ke arahnya, tetapi ini malah membuat kepala Bambang yang terbentur sehingga Bambang pingsan.[21]

Mengungkapkan perasaan kepada Melani[]

Mimpi Metropolitan Episode 36

Dalam keadaan basah kuyup, Bambang mengungkapkan perasaannya ke Melani.

Ada yang mau saya omongin, Mel, sama kamu. Kamu tahu kan selama ini saya selalu berusaha bikin kamu bahagia, bikin kamu ketawa. Mungkin kamu punya pandangan yang berbeda, tapi nggak masalah, Mel. Saya cuman mau ngungkapin perasaan saya ke kamu, Mel. Karena kata bapak saya sesuatu yang kelamaan disimpan akan basi, dilalarin, lalu dibuang. Setidaknya setelah saya ngungkapin perasaan ke kamu, saya lega, Mel

Bambang ke Melani, episode 36

Saat Bambang tersadar dari pingsan karena kepalanya terbentur properti, Bambang sedang dikompres kepalanya oleh Melani ditemani Alan dan Prima. Bambang senang kecelakaan tersebut memberinya kesempatan dekat dengan Melani, jadi Bambang melebih-lebihkan sakitnya. Melani lalu pergi sebentar untuk meminta izin mengantarkan Bambang pulang.[22]

Sementara Melani pergi, Alan dan Prima menyarankan Bambang beristirahat dan membiarkan mereka mengurus Si Bejo dan pekerjaan lainnya. Bambang menolak karena itu bukan perbuatan "laki-laki sejati". Alan dan Prima membalas dengan menyuruh Bambang segera mengungkapkan perasaannya ke Melani apabila dia memang laki-laki sejati. Pembicaraan mereka terpotong karena Melani sudah kembali untuk mengantar Bambang pulang.[22]

Sebelum pulang, Melani membelikan Bambang obat pusing dan salep. Bambang ingin Melani yang mengoleskan salepnya, tetapi Melani menyuruh Bambang mengoleskannya sendiri dengan bantuan spion Si Bejo. Karena Bambang mengatakan dirinya masih pusing, Melani memutuskan untuk menggantikan Bambang mengendarai Si Bejo sampai ke kosan.[22]

Di depan kos, Bambang dan Melani bertemu dengan Pipin dan Wawan. Bambang memberitahu Pipin tentang kecelakaan yang menimpa Bambang di lokasi syuting. Selain itu, Bambang curiga terhadap Wawan karena penipuan di rumah sakit yang Wawan dulu lakukan. Melani meleraikan Bambang dan Wawan, lalu memesan gado-gado Pipin untuk diberikan ke Bambang. Selagi menunggu gado-gado di dalam kos, Melani membuatkan Bambang teh dan meniup tangan Bambang ketika kepanasan.[22]

Saat Pipin dan Wawan masuk kos untuk mengantarkan gado-gado, Melani segera melepaskan tangan Bambang. Bambang lalu meminta Melani menyuapinya makan gado-gado, tetapi Wawan malah menawarkan diri dan benar-benar menyuapi Bambang. Melani dan Pipin pun kembali ke pekerjaan mereka masing-masing sedangkan Bambang dan Wawan berdiam di kosan. Wawan merasa nyaman di kos dan ingin menyewa kamar, tetapi Bambang memberitahunya bahwa semua kamar sudah ditempati sekarang. Bambang kemudian ditinggalkan sendiri oleh Wawan yang ingin kembali berjualan.[22]

Saat Prima pulang bekerja, Bambang sedang melamun dan tersenyum sendiri karena mengingat kejadian Melani meniup tangannya tadi. Bambang memberi tahu Prima bahwa dia sedang kasmaran, jadi Prima menasihatinya agar tidak setengah-setengah dan mengajak Melani pacaran. Bambang malah bersikap aneh saat disuruh "nembak" Melani, sampai Prima curiga ada yang salah dengan obat pusingnya.[22]

Pada malamnya, Bambang dan Prima memakan nasi goreng berdua. Mereka dikagetkan oleh Alan yang baru pulang dan bercerita bahwa dia baru saja berhenti bekerja dengan Romi. Melani kebetulan datang untuk memberikan martabak ke Bambang. Sebelum makan, Bambang mengajak Melani berbicara di luar tanpa Alan dan Prima. Bambang berterima kasih ke Melani karena sudah baik kepadanya. Namun, di tengah-tengah percakapannya, Bambang sadar bahwa Melani akan melakukan hal yang sama ke orang lain dan bahwa Bambang hanya terbawa perasaan.[22]

Bambang kembali ke dalam kos dengan murung. Kemurungan ini menghilang setelah Alan dan Prima menunjukkan ada pesan dari Melani di keresek martabak yang meminta Bambang bertemu dengan Melani di Taman Bugenville. Bambang menelepon Melani untuk memastikan, tetapi Melani sudah setengah tidur dan mengiyakan semua pertanyaan Bambang.[22]

Keesokan paginya, Bambang keluar kos dan menyapa Pipin dalam keadaan mabuk cinta, bahkan tidak menyadari awan sedang mendung. Bambang dengan bahagia menyapa Melani dan Mami Bibir yang sedang berangkat kerja, tetapi sikapnya malah membuat Melani dan Mami mengkhawatirkan kesehatan otak Bambang.[22]

Bambang lalu meminta saran dari Alan dan Prima tentang baju apa yang sebaiknya dia kenakan untuk kencan. Setelah beberapa pilihan buruk dari Alan dan Prima, Bambang memutuskan untuk memakai sweater. Setelah berpamitan dengan Pipin, Bambang pergi ke Taman Bugenville sendiri pada pukul 3 sore.[22]

Saat Bambang sedang di taman, hujan tiba-tiba turun. Bambang berteduh dan ingin memeriksa jamnya di ponsel, tetapi ponselnya rupanya tertinggal di kos. Bambang menanyakan jam ke pria lain yang sedang berteduh menunggu dijemput oleh pasangannya. Bambang jadi tidak sabar akan mengalami hal yang serupa dengan Melani. Namun, Melani tidak kunjung datang. Bambang dalam keadaan mabuk cinta mulai berhujan-hujan dan tidak menghiraukan komentar orang-orang yang melihatnya.[22]

Ketika sudah malam, Bambang menyerah dan ingin pulang saja. Pada saat itu juga, Melani datang membawakan Bambang payung dan meminta Bambang beristirahat.[22] Bambang memegang tangan Melani dan mengungkapkan perasaannya ke Melani. Melani menjawab bahwa dia menganggap Bambang sebagai teman baik seperti Alan dan Prima. Bambang sakit hati, tetapi berusaha untuk tetap tersenyum dan pamit pulang sendiri seakan tidak terjadi apa-apa. Begitu sampai di kamar, Bambang mulai menangis. Walaupun begitu, lewat pesan teks, Bambang memberi tahu Melani bahwa dia tidak apa-apa dan ingin berteman dengan Melani seperti biasa.[23]

Bambang patah hati[]

Mimpi Metropolitan Episode 37

Bambang sedih karena ditolak Melani.

Saya pikir selama ini kamu juga merasakan apa yang saya rasakan, Mel. Tapi ternyata saya cuman baper. Mungkin saya tercipta cuma untuk jadi pungguk yang merindukan bulan.

Bambang, episode 37

Keesokan harinya, Alan dan Prima bertanya soal kencan Bambang dengan Melani. Bambang dalam keadaan murung memberi tahu mereka bahwa Melani sepertinya lupa dan tidak akan ada kencan lagi dengan Melani. Walaupun Alan dan Prima ingin membelikan Bambang sarapan, Bambang memilih pergi membelinya sendiri.[23]

Saat pulang, Bambang bertemu Melani yang sedang ingin jogging seperti biasa. Tiba-tiba, Alexi dan ibunya datang karena Alexi ingin mengadu ke Mami Bibir soal ibunya Alexi ingin memasukannya ke film Zombi Jomlo. Karena baper melihat Alexi mendekati Melani, Bambang segera kembali ke kos meninggalkan urusan Alexi. Di depan kos, Alan memberi tahu Bambang bahwa dia akan meminjam Si Bejo untuk mengantar Juna pulang dari rumah sakit.[23]

Bambang kemudian murung sendirian di dalam kos. Topan yang mau berangkat kuliah bisa menebak bahwa Bambang meriang dan murung karena baru ditolak Melani. Beberapa lama setelah itu, Alan dan Juna pulang dan Mami Bibir masuk ke kos untuk menemui Juna. Alan dan Mami Bibir khawatir melihat Bambang meriang dan menyarankan Bambang pergi ke dokter. Tiba-tiba, Pipin datang membawakan obat dari Melani untuk Bambang. Bambang langsung kembali ceria karena mendengar Melani membelikannya obat.[23]

Saat sendirian di kamar, Bambang menelepon Melani untuk berterima kasih. Namun, Bambang baper lagi ketika Melani mengatakan dia melakukan itu sebagai teman. Melani lalu bertanya mengapa Bambang menunggunya di Taman Bugenville kemarin. Bambang memberi tahu Melani soal ajakannya di memo di martabak dua hari yang lalu, tetapi Melani mengatakan bahwa dia hanya menulis pesan "Cepat sembuh". Bambang marah dan sadar bahwa Alan lah yang menulis pesan tersebut.[23]

Bambang pergi ke depan kos di mana Alan, Juna, Wawan, dan Pipin sedang berada. Juna, Wawan, dan Pipin segera pergi melihat Bambang marah ke Alan. Karena Prima juga terlibat, Bambang lalu menelepon Prima untuk menyuruhnya segera kembali dari lokasi syuting ke kosan. Pada malamnya, Bambang memarahi Alan dan Prima karena merusak pendekatannya ke Melani. Alan dan Prima membela diri dan mengatakan bahwa mereka hanya berniat melancarkan pendekatan Bambang ke Melani. Sebagai pemanisnya, Prima menawarkan Bambang uang. Bambang menerima uang tersebut dalam keadaan marah, lalu Alan dan Prima menitip Bambang membelikan mereka nasi goreng dengan uang tersebut. Bambang kembali marah, tetapi tiba-tiba tertawa. Rupanya, Bambang sudah beberapa lama memaafkan mereka karena dia tidak bisa lama-lama marah kepada kedua sahabatnya.[23]

Saat ingin membeli nasi goreng, Bambang singgah sebentar di depan warung Pipin.[23] Bambang lalu melihat Juna memapah Melani yang kakinya sedang sakit. Bambang menjadi baper dan beradu mulut dengan Melani, kemudian kembali ke kamar dan tidak jadi membeli nasi goreng. Di kamar, Bambang mengeluh ke Prima bahwa dia tidak kuat diberi harapan palsu lalu berteriak-teriak sampai terdengar oleh tetangga. Alan lalu mengambil uang dari Bambang agar Alan saja yang membeli nasi goreng.[24]

Keesokan paginya, Bambang keluar kamar pada saat yang sama dengan Juna. Juna langsung meledek Bambang jadi Alan segera menenangkan Bambang dan mengajaknya keluar. Di luar, mereka bertemu Melani dan Mami Bibir. Bambang berkomentar bahwa kaki Melani sudah sembuh lalu berbicara tidak jelas soal "memberi harapan".[24]

Tiba-tiba, terdengar pengumuman bahwa hansip setempat, Soleh Salimin, telah meninggal dunia kemarin malam. Alan, Melani, dan Mami Bibir terkejut karena mereka berbicara dengan Soleh tadi malam dan Soleh kelihatan baik-baik saja. Bambang dan Alan segera bersiap untuk melayat dan menyuruh Juna untuk ikut walaupun Juna tidak mengenal Soleh.[24]

Setelah melayat, Bambang pulang bersama Alan dan Melani. Melani memberi tahu Bambang dan Alan soal rencana Mami Bibir menggelar pengajian. Saat Melani terjatuh ketika berjalan, Bambang segera menangkapnya lalu mencoba bertingkah biasa saja. Ketika Alan memberi tahu Bambang untuk tidak bersikap dingin, Bambang mengingatkan Alan bahwa Alan dan Prima lah yang menyebabkan semua ini dengan mengubah-ubah memo dari Melani.[24]

Saat sampai di rumah Mami Bibir, Bambang, Alan, dan Melani bertemu Pipin, Alexi, dan Prima. Mereka menjelaskan ke Prima bahwa Soleh baru saja meninggal kemarin malam. Ketika Alexi menggoda Melani, Bambang berpura-pura tertawa dan mengatakan Alexi dan Melani bisa saja cocok tetapi hubungannya tidak akan bahagia. Melani kesal mendengar ledekan tersebut dan masuk ke rumah Mami.[24]

Saat makan di warung Pipin, Bambang dan Alan membaca lowongan menjadi hansip pengganti Soleh. Setelah baper melihat Melani datang ke warung Pipin, Bambang dan Alan pergi ke rumah Pak RW untuk melamar menjadi hansip. Rupanya tidak perlu surat untuk melamar karena sedikit yang melamar pekerjaan tersebut. Namun, Pak RW mengatakan bahwa Bambang dan Alan harus melalui pelatihan dulu sebelum menjadi hansip.[24]

Bambang dan Alan beserta calon hansip lainnya, Bobby dan Bedu, lalu berkumpul di lapangan latihan di mana mereka dilatih oleh Rike.[24] Rike menyuruh mereka berempat ganti baju dalam waktu satu menit kemudian melalui halang rintangan. Walaupun tim Bambang dan Alan tertinggal karena beragam masalah, Bambang dan Alan menang di rintangan terakhir, yaitu bakiak.[25]

Setelah rintangan selesai, Prima tiba-tiba datang dan memberi tahu Bambang bahwa ayahnya jatuh sakit. Setelah Rike memberi izin dan doa, Bambang segera meninggalkan pelatihan dan kembali ke kosan. Di kos, Bambang memberi tahu Pipin dan Mami Bibir bahwa dia akan pulang kampung salama waktu yang tidak ditentukan karena ayahnya sakit.[25]

Naik Si Bejo, Bambang pergi ke Wonosari lewat jalan tol, tetapi keluar karena macet. Karena lelah, Bambang beristirahat dulu di pinggir jalan. Bambang baru sadar bahwa dia lupa menyalakan ponselnya. Ketika ponselnya menyala, Bambang menjawab telepon Alan yang bertanya soal lokasi dan keadaan Bambang. Bambang lalu menerima pesan singkat "Mbang" dari Melani. Bambang baper karena di satu sisi dia kesal Melani hanya mengirim pesan yang memanggil namanya dan di sisi lain dia masih suka dan tidak bisa melupakan Melani.[25]

Menjenguk ayah di Wonosari[]

Pak, Bapak kalau kecapean Bambang gantiin Bapak ya untuk beberapa hari. Kalau perlu, Bambang balik lagi aja ke sini untuk nemenin Bapak selamanya.

Bambang ke ayahnya, episode 40

Bambang sampai di rumahnya di Wonosari keesokan paginya. Saat sampai, ayah dan budenya sedang ada di rumah. Slamet menjelaskan bahwa kemarin tekanan darahnya naik karena stres memikirkan penjualan padi yang sedang turun. Untuk membantu keuangan usaha mereka, Bambang menyumbangkan sebagian penghasilannya di Jakarta kepada ayahnya.[26]

Agar ayahnya bisa beristirahat, Bambang menawarkan diri menggantikan ayahnya untuk sementara waktu atau bahkan pulang ke Wonosari untuk selamanya. Slamet mengingatkan anaknya soal pesannya untuk Mbak Zaenab yang belum tersampaikan dan cita-cita Bambang ingin kuliah. Bambang berjanji akan mengirimkan pesannya ke Mbak Zaenab di Jakarta, setelah itu akan kuliah di Wonosari atau Yogyakarta saja. Ketika ditanya apa yang membuatnya tidak betah di Jakarta, Bambang menyiratkan bahwa ada perempuan yang membuatnya sakit hati. Ayah dan bude Bambang bisa menebak bahwa yang Bambang bicarakan adalah Melani, karena Bambang menjadikan nomor telepon Melani sebagai nomor telepon darurat.[26]

Pada malamnya, Bambang ditelepon oleh Melani yang bertanya kabarnya, kabar ayahnya, dan kapan Bambang akan kembali ke Jakarta. Sebelum Bambang sempat menjawab yang terakhir, Alexi mendatangi Melani dan mengejek siapa pun itu yang sedang Melani telepon. Bambang jadi baper dan menutup telepon.[26] Ketika Melani mengirim pesan yang memintanya tidak baper, Bambang malah menjawab dengan baper lagi. Bambang lalu menelepon Alan untuk curhat, tetapi ponsel Alan mati karena baterainya lemah. Bambang juga mencoba menelepon Prima, tetapi Prima sudah tidur.[27]

Keesokan paginya, Bambang galau di teras rumahnya. Slamet mengingatkan Bambang bahwa jika Bambang terlalu lama di Wonosari, kesempatannya bertemu Mbak Zaenab jadi ikut berkurang. Selain itu, menurut Slamet, Bambang tidak akan mendapatkan orang yang dia inginkan apabila tidak mengejarnya dan pasangan hanya akan didapat dengan usaha. Karena mendengar dorongan dari ayahnya, Bambang segera berkemas dan berkendara kembali ke Jakarta.[27]

Terbawa perasaan di Jakarta[]

Mungkin kalian memang pasangan yang serasi. Tapi maaf lagi, saya tidak akan merestui hubungan kalian.
Bambang, bisa gak sih lu tuh jangan baper dulu.

Bambang dan Melani mengenai Alexi memberikan Melani bunga, episode 42

Saat sampai kembali di kosan di Jakarta, Bambang disambut oleh Pipin. Bambang kemudian mencuci Si Bejo dan dengan bahagia bertemu Alan yang baru pulang dari tugas hansipnya. Pipin memberi tahu Bambang dan Alan bahwa Mami Bibir mengajak mereka semua makan malam di restoran malam ini.[28]

Saat Bambang, Alan, dan Pipin datang ke restoran, mereka melihat Melani sedang senang menerima bunga dari Alexi dan meja makan romantis di sebelah Melani dan Alexi. Bambang menjadi baper dan mengatakan dia tidak akan merestui hubungan Melani dan Alexi. Melani kesal dan hanya menjelaskan ke Bambang, Alan, dan Pipin bahwa makan malamnya tidak jadi. Oleh karena itu, Bambang, Alan, dan Pipin makan malamnya di warung angkringan saja. Begitu pulang ke kos, Bambang langsung masuk kamar. Di sana, Bambang galau karena masih berpikir Melani dan Alexi sungguh pacaran. Kegalauan Bambang langsung menghilang karena bahagia bertemu lagi dengan Prima yang baru pulang.[28]

Kira-kira setelah tengah malam, Bambang mengangkat telepon untuk Prima karena Prima sudah tidur lelap. Rupanya Alan menelepon karena butuh bantuan saat bekerja menjadi hansip. Bambang segera pergi ke lokasi Alan. Setelah sampai di sana, Alan menjelaskan kepada Bambang bahwa dia ketakutan ingin menangkap maling. Bambang juga takut dan ingin pulang saja. Bambang berhasil dibujuk ketika Alan mengatakan semua warga, termasuk Melani, bisa terancam karena maling tersebut.[28]

Karena Bambang keluar memakai kaos, Bambang pulang ke kos dulu untuk mengambil jaket. Di depan kos, Bambang bukannya langsung mengambil jaket malah bermonolog tentang perasaannya ke Melani. Tiba-tiba malingnya lewat ke depan kos, jadi Bambang mencoba menangkapnya, tetapi maling tersebut menjatuhkan Bambang. Untungnya, Melani muncul dan memukul maling tersebut dengan tongkat sampai malingnya pingsan. Walaupun begitu, Bambang masih baper dan tidak mau dikasihani oleh Melani atau Mami Bibir.[28]

Bambang, Melani, dan Mami Bibir lalu memeriksa identitas maling yang rupanya adalah Bobby. Bambang menelepon Alan sementara Mami menelepon Pak RW agar datang ke kosan. Setelah Alan dan Pak RW datang, lalu masalah Bobby dijelaskan dan diselesaikan, Alan, Bobby, dan Pak RW pergi. Bambang, Melani, dan Mami Bibir kemudian dikejutkan oleh Juna yang baru pulang syuting film Zombi Jomlo, masih dalam keadaan ber-makeup seperti zombi. Juna langsung mendekati Melani sehingga Bambang baper dan menginjak kaki Juna.[29]

Keesokan paginya, Bambang menceritakan kejadian semalam kepada Prima. Bambang dan Prima lalu menyuruh Juna memesan sarapan sendiri bukannya meminta bantuan mereka. Saat Mami Bibir datang ke kos untuk memberikan Juna sarapan, Bambang, Prima, dan Juna mengucapkan selamat ulang tahun kepada Mami. Namun, saat Melani datang untuk membawa sarapan yang diantarkan oleh driver OK-JEK, Bambang menuduh Melani sekarang jadi "antek-antek Junaedi", lalu masuk ke kamar.[29]

Di kamar, Bambang mencoba menguping pembicaraan di ruang utama. Alan yang baru bangun mengagetkan Bambang, lalu keluar untuk melihat apa yang membuat Bambang baper. Karena melihat banyak makanan di luar, Alan mengajak Bambang makan bersama, tetapi Bambang tidak mau karena sudah "kenyang dengan harapan-harapan manis" yang tidak tercapai. Setelah Mami Bibir pergi, dan Melani mengajak yang lainnya patungan untuk membeli kado untuk Mami. Bambang tidak mau ikut patungan dan mengatakan dia akan cari kado sendiri. Saat Alan bertanya apakah Bambang mau menemani Melani membeli kado yang patungan, Bambang berpikir panjang-panjang dan akhirnya ingin mengatakan iya, tetapi Melani memotongnya dan mengatakan dia akan membeli kadonya sendiri. Alan dan Prima lalu mencoba membuat Bambang berhenti baper, tetapi Bambang menolak dan meminta mereka berdua berjanji akan membantunya.[29]

Pada siangnya, Pipin meminta bantuan Bambang membuat tumpeng untuk ulang tahun Mami dengan modal yang sedikit. Agar Melani yang sedang lewat cemburu, Bambang dengan senang hati setuju.[29] Bambang dan Pipin kemudian membuat tumpengnya di rumah Saodah dan mendapat ide untuk membuat tumpengnya besar dengan cara mengisi bagian dalamnya dengan cetakan.[30]

Setelah urusan tumpeng selesai, Bambang dan Pipin menyiapkan warung Pipin untuk dijadikan tempat pesta ulang tahun. Alan dan Melani pulang dari pekerjaan masing-masing dan ingin turut membantu. Bambang tidak mau berbicara dengan Melani dan menjadikan Alan pengantar pesannya ke Melani, karena Alan sudah berjanji akan membantu Bambang. Namun, Alan kesal dan tidak mau melakukannya terus. Bambang lalu menyuruh Pipin memberi tahu Melani untuk mengurus urusannya sendiri. Melani marah karena disolot terus dan menarik Bambang untuk berbicara dua mata.[29]

Saat dimarahi, Bambang mengatakan bahwa dia boleh berbuat seenaknya dan Melani pun juga demikian, lagipula mereka tidak punya hubungan istimewa. Melani menangis dan mengatakan bahwa dia tidak paham perasaannya ke Bambang dan merindukan Bambang yang dulu yang bisa membuatnya bahagia. Bambang merasa bersalah dan ingin mengusap air mata Melani, tetapi Melani tidak mau diusap dan pergi masuk ke rumah Mami Bibir.[29] Bambang termenung dan meminta bantuan dari Alan, tetapi Alan tidak paham ada masalah apa karena Bambang tidak memberi penjelasan yang jelas dan merengek seperti anak kecil.[30]

Meminta maaf ke Melani[]

Mimpi Metropolitan Episode 45

Bambang mentraktir Melani makan.

Saya cuma mau minta maaf, Mel. Saya tuh banyak dosa sama kamu. Kemarin saya bikin kamu nangis dan itu merupakan kesalahan terbesar bagi saya sebagai seorang laki-laki. Saya udah pasrah dengan perasaan saya ke kamu dan saya nggak ngarep apa-apa, Mel. Saya cuma ngarepin maaf dari kamu.

Bambang ke Melani, episode 45

Ketika malam, Bambang duduk di sofa kos, masih termenung karena menyesal. Juna keluar kamar dan bingung melihat Bambang bengong bukannya pergi ke tempat perayaan ulang tahun Mami Bibir. Karena Juna sepertinya adalah anak kos yang paling paham tentang perempuan, Bambang meminta bantuannya. Bambang bertanya apa artinya apabila seorang perempuan mengatakan dia tidak paham perasaannya ke Bambang dan menginginkan Bambang yang bisa membuatnya bahagia. Juna menyebut Bambang tidak peka karena menurutnya jelas itu berarti si perempuan perhatian dan suka kepada Bambang. Bambang terkejut sampai menganga karena tersadar Melani menyukainya.[30]

Setelah Juna pergi, Bambang mencicipi garam untuk memastikan dirinya tidak sedang bermimpi. Ketika Topan lewat, Bambang saking mabuk cintanya juga menaburkan garam ke rambut Topan. Bambang lalu datang ke tempat pesta, bertemu Melani, Mami Bibir, Alexi, Juna, dan Topan. Bambang sekarang tersenyum lebar dan tidak lagi tampak menyesal, sehingga Melani semakin kesal kepadanya. Bambang mencoba duduk di samping Melani, tetapi Melani menjauhinya dan Alexi menduduki kursi di samping Melani. Bambang melihat Melani dan Alexi tampak akrab dan bertanya-tanya apakah benar Melani menyukainya.[30]

Bambang dan para penghuni kos lalu turut memeriahkan pesta ulang tahun Mami Bibir yang dipandu oleh Alan. Ketika Mami bingung mengapa nasi di tumpeng buatan Pipin hanya ada di bagian pinggir tumpengnya, Bambang menjelaskan bahwa tumpeng dengan modal kecil memang banyak nasinya seperti itu. Sebelum makan bersama, para penghuni kos membuka kado ulang tahun patungan penghuni kos. Bambang mengaku tidak ikut patungan dan hanya bisa menghadiahkan senyuman. Setelah melihat Alexi menghadiahkan foto dengan tanda tangannya, Bambang mengajak semuanya foto bareng menggunakan ponselnya sebagai hadiah. Yang lain mencemoohnya dan berpose ingin memukul Bambang.[30]

Saat makan-makan, Bambang cemburu melihat Alexi dan Juna mengajak ngobrol Melani. Bambang dan Melani lalu mengambil minum secara bersamaan, tetapi Melani masih jutek kepadanya. Bambang semakin ragu Melani benar-benar menyukainya. Setelah selesai makan, satu per satu peserta pesta pergi, meninggalkan Bambang, Melani, dan Prima bertiga. Prima bertanya ada apa di antara Bambang dan Melani. Bambang mengatakan mereka tidak sedang ada masalah, sehingga Melani marah. Karena Melani marah, Bambang meminta maaf, tetapi permintaan maafnya kurang tulus dan malah membuat Melani semakin marah dan pergi. Di kamar kos, Alan dan Prima memberi tahu Bambang bahwa dia harusnya meminta maaf dengan tulus. Bambang memutuskan untuk mencari tahu caranya di internet.[30]

Pada keesokan paginya, Bambang dibantu Prima bersiap (ala pemain UFC) untuk meminta maaf ke Melani. Cara pertamanya adalah datang ke rumah Mami, meminta maaf sambil memberikan bunga dan bertekuk lutut; Melani tidak bergeming dan Mami Bibir memarahi Bambang karena mengambil bunga halamannya. Cara kedua adalah mengirim pesan tertulis ke Melani lewat orang lain; Melani mengembalikan pesannya ke Bambang. Cara ketiga dan yang Bambang dengar paling efektif adalah naik ke atas pohon yang Melani lewati dan mengancam tidak akan turun apabila tidak dimaafkan; Melani tidak peduli dan meninggalkannya.[30]

Setelah menunggu lama, Bambang menyerah menunggu Melani kembali dan mulai turun dari pohon. Kebetulan, Melani akhirnya kembali dan membuat Bambang kaget sampai terjatuh. Bambang kembali tersenyum melihat Melani kembali sehingga Melani kesal dan pergi. Bambang mengejar Melani dan memberikan permintaan maaf yang tulus. Melani akhirnya memaafkan Bambang lalu pergi bekerja.[31]

Bambang kembali ke kos dalam keadaan senang. Setelah menanyakan kabar Melani lewat pesan teks, Bambang memutuskan untuk mentraktir Melani makan agar Melani benar-benar senang. Masalahnya, kotak uang darurat sedang kosong dan Bambang tidak mau menghamburkan uang yang dia tabung untuk kuliah. Maka, untuk sementara waktu, Bambang mandi dulu sekalian bersiap mencari kerja.[31]

Ketika selesai mandi, Pipin, Pak RW dan Bobby datang ke dalam kos membawa Alan yang kelelahan setelah mengejar copet. Bambang dan Pipin merawat Alan di kamarnya. Sementara Pipin pergi membelikan Alan obat, Bambang meminjamkan Alan ponselnya agar Alan bisa menelepon ibunya. Bambang menjadi sedih karena teringat ibunya yang meninggal saat dia lahir. Karena sudah sama-sama sedih, Bambang dan Alan berpelukan, membuat Mami yang baru datang jijik. Ketika Alan mengatakan dia kelelahan karena tidurnya diganggu oleh persiapan Bambang meminta maaf, Bambang memberi tahu Alan dan Mami bahwa Melani sudah memaafkannya.[31]

Pipin kembali ke kos setelah membeli obat untuk Alan, tetapi rupanya yang dibeli malah obat nutrisi untuk otak. Bambang memutuskan dirinya saja yang pergi untuk menukar dengan obat yang benar. Saat pulang, Bambang penasaran kapan Melani akan pulang kerja. Bambang mencoba menelepon Melani, tetapi teleponnya ditolak. Bambang kembali menjadi baper. Ketika sampai di kamar, Bambang memberikan obatnya ke Alan lalu tidur.[31]

Setelah Alan pergi kembali menjadi hansip, Bambang mendapat pesan dari Melani yang menjelaskan teleponnya tadi ditolak karena sedang rekaman. Bambang kembali bahagia dan pergi ke warung Pipin. Tidak lama setelah itu, Alan pulang memberi tahu Bambang dan Pipin bahwa dia diberhentikan sebagai hansip. Melihat Alan membawa uang pesangon, Bambang memintanya dengan alasan Alan masih punya utang dari saat Bambang meminjamkan uang untuk biaya rumah sakit Wawan.[31]

Pada malamnya, Bambang menemui Melani yang sedang berjalan pulang untuk mengajaknya makan ditraktir. Bambang dan Melani lalu makan bakso bersama dan membicarakan pekerjaan Melani di Hits TV. Melani memberi tahu Bambang bahwa dia sebenarnya bercita-cita kuliah S2 di luar negeri dan menjadi creative director. Bambang memberi tahu Melani bahwa dia ingin kuliah jurusan komputer agar bisa membuka usaha di kampungnya, sehingga orang-orang di sana tidak perlu merantau untuk mendapat pekerjaan selain bertani. Bambang dan Melani saling salut kepada mimpi mereka.[31]

Ikhlas terhadap pilihan Melani[]

Mimpi Metropolitan Episode 46

Bambang menyaksikan Juna mengajak Melani pacaran.

[S]emoga saya bisa membahagiakan Melani, sampai akhirnya nanti Melani bisa menemukan orang yang bisa membahagiakan dia seutuhnya.

Bambang, episode 46

Di perjalanan pulang dari makan malam, Bambang melindungi Melani dari air cipratan motor yang lewat sehingga dirinya saja yang basah. Melani ingin mengelap Bambang, tetapi deg-degan. Bambang memilih mengelap dirinya sendiri agar tidak terbawa perasaan. Masih di perjalanan pulang, Bambang melihat sebuah bola di pinggir jalan dan mencoba menendangnya untuk membuat Melani terkesan. Rupanya, bola tersebut berisi pasir dan ditaruh oleh dua orang anak yang sedang membuat video prank. Bambang dan Melani memarahi kedua anak tersebut, tetapi mereka malah berkomentar bahwa Bambang dan Melani serasi dan cocok bila pacaran. Setelah terkejut sesaat, Bambang menyuruh mereka pulang dan belajar. Sebelum pulang, kedua anak tersebut balas meledek tinggi badan Bambang, menyebutnya baru kelas 2 SMA.[32]

Saat Bambang dan Melani sampai di warung Pipin, Pipin bertanya apakah mereka berdua baru kencan. Alexi menganggap Bambang mustahil bisa kencan dengan Melani. Walaupun tersinggung, Bambang tidak emosi, sehingga Prima terkesan. Di dalam kosan, Bambang dan Prima bertemu Alan. Bambang memberi tahu kedua sahabatnya bahwa dia sedang berlatih agar tidak baper. Bambang memberikan Alan sebungkus bakso (Prima sudah makan) lalu mereka bertiga mengobrol tentang pekerjaan dan kejomloan mereka. Mereka bertiga sepakat untuk kembali berfokus mengejar cita-cita mereka masing-masing. Ketika Juna terus-terusan mengganggu mereka, Bambang menasihati Alan dan Prima untuk mengabaikan Juna dan berfokus kepada masa depan mereka sendiri saja. Bambang juga memberi tahu mereka bahwa dia sudah ikhlas apabila Melani hanya menganggapnya teman dan berharap Melani akan menemukan pasangannya yang sesungguhnya. Juna tiba-tiba mengaku sebagai orang tersebut, jadi Bambang bertaruh akan mencuci pakaian Juna selama satu tahun apabila Melani memang menyukai Juna. Juna dengan percaya diri menerima taruhan tersebut.[32]

Keesokan paginya, Bambang dan Alan bersiap dan bersemangat untuk mencari pekerjaan baru. Di depan kos, Bambang dan Alan memberitahukan hal ini kepada Pipin dan Mami Bibir. Ketika mendengar bahwa Juna sedang makan bersama Melani, Bambang sedih tetapi berusaha ikhlas. Keikhlasan Bambang kembali diuji ketika di tengah jalan, Bambang dan Alan melihat Melani sedang membantu Juna menjawab telepon temannya.[32]

Di tengah jalan, Si Bejo mogok, sepertinya karena jarang dipanaskan. Kebetulan di tempat mereka mogok, ada seorang pengecat jalan yang membutuhkan anak buah, jadi Bambang dan Alan langsung mendapatkan pekerjaan. Saat bekerja, mereka bertemu Prima yang disuruh Alexi membeli baju baru, sehingga dia tidak bisa mendekati Agatha Chelsea. Bambang dan Alan meledek Prima karena kemarin malam dia yang bilang mereka harus fokus ke karier terlebih dahulu. Obrolan mereka dipotong oleh bosnya Bambang dan Alan, jadi Prima segera pergi. Setelah selesai, Bambang dan Alan mendapat bayaran yang lumayan dan ditawarkan untuk berkerja lagi nanti.[32]

Bambang dan Alan membawa Si Bejo ke bengkel lalu pulang ke warung Pipin. Di sana, Bambang bertemu Melani yang jadi salah tingkah karena melihat Bambang. Sementara Bambang dan Alan mandi, Pipin membuatkan gado-gado pesanan mereka. Setelah Bambang selesai mandi duluan, Bambang kembali ke warung dan menemukan gado-gadonya sudah disiapkan sendoknya (tanpa Bambang ketahui, oleh Melani). Juna tiba-tiba datang dan mengajak Melani pacaran.[32] Bambang lalu memilih makan gado-gado di kosan dengan alasan agar tidak mengganggu, tetapi sebenarnya karena khawatir akan jawaban Melani. Ketika Juna masuk ke kosan sambil mengeluh dirinya kalah taruhan, Bambang tahu Juna ditolak Melani dan diam-diam merayakannya.[33]

Pada malamnya, Bambang, Alan dan Pipin menutup telinga mereka karena begitu berisiknya nyanyian patah hati Juna dan Topan. Bambang bisa memaklumi karena tahu rasanya ditolak oleh Melani. Setelah Juna dan Topan kehabisan suara untuk bernyanyi, Bambang, Alan dan Pipin bisa kembali tenang. Bambang penasaran bagaimana kabar Melani, jadi Pipin memberi tahu Melani lewat pesan teks bahwa Bambang ada di warung.[33]

Tiba-tiba Bambang mendengar Melani berteriak, jadi Bambang segera datang ke rumah Mami Bibir untuk memeriksa. Melani mengklaim kepada Bambang dan Mami Bibir bahwa dia hanya sedang memperhatikan jendela, lalu segera masuk kamar. Ketika Mami menuduh Bambang sebagai penyebab Melani bertingkah aneh, Bambang menjelaskan bahwa dia sendiri tidak tahu ada apa dengan Melani. Alexi tiba-tiba muncul, ingin menenangkan Melani setelah ditembak oleh seorang "ekstras biasa". Bambang kesal melihat keanehan Alexi, jadi dia keluar dari rumah Mami.[33]

Di warung Pipin, Bambang, Alan dan Prima berkomentar tentang bagaimana Melani banyak disukai laki-laki tetapi orang-orang tampan yang menyukainya tidak ada yang baik. Namun, Bambang tersinggung ketika Prima berkomentar bahwa satu-satunya laki-laki baik yang menyukai Melani wajahnya pas-pasan. Bambang memutuskan untuk mengirimkan beberapa lelucon kepada Melani untuk menghiburnya, tidak mempermasalahkan apabila Melani tidak membalas pesannya.[33]

Keesokan paginya, Bambang bertemu Juna yang baru pulang membeli sarapan. Bambang meledek kegagalan Juna tadi malam sementara Juna menyalahkan Bambang karena menantangnya taruhan. Bambang lalu keluar untuk membeli sarapan. Di depan rumah Mami Bibir, Bambang bertemu Melani dan bertanya bagaimana kabarnya. Melani menjawab, tetapi tidak mau menatap muka Bambang. Ketika Bambang bertanya ada apa, Melani tidak bisa menjawab dengan jelas lalu pergi meninggalkan Bambang.[33]

Di perjalanan pulang, Bambang bertemu Pipin yang sedang menunggu bantuan Alan untuk mengangkat barang-barangnya. Bambang memutuskan untuk ikut membantu. Melani dan Mami Bibir kebetulan lewat. Melani cemburu melihat Bambang membantu Pipin. Ketika Alan akhirnya datang, Bambang diberi tahu bahwa ada pekerjaan mengecat lagi, jadi Bambang sebaiknya pulang duluan untuk bersiap. Setelah siap dan sebelum pergi, Bambang dan Alan mengunjungi Pipin untuk memberikan Pipin vitamin otak. Tanpa Bambang sadari, Melani cemburu melihat hal tersebut.[33]

Selama bekerja mengecat zebra cross, Bambang dan Alan harus berurusan dengan anak-anak yang sembarangan menginjak jalan yang baru dicat. Setelah pekerjaan selesai, mereka pulang ke warung Pipin dan bertemu Prima. Prima meminta Bambang menggantikannya menjemput Melani karena Prima sedang lelah mengurus Alexi dan Juna. Bambang lalu pergi mengendarai motor Prima ke lokasi Melani. Setelah menjelaskan mengapa Prima tidak bisa datang, Bambang melihat tali sepatu Melani terlepas, jadi dia membantu mengikatnya. Bambang menjelaskan ke Melani bahwa dia sedang belajar agar tidak baper dan agar menjadi Bambang yang bisa membuat Melani nyaman. Melani mengaku salah karena selama ini tidak memahami perasaan dirinya sendiri. Bambang tidak mengerti maksud Melani, jadi Melani memegang kedua pipi Bambang dan mengungkapkan bahwa dia menyukai Bambang.[33]

Pacaran diam-diam dengan Melani[]

Mimpi Metropolitan Episode 48

Momen Bambang dan Melani mulai pacaran.

Netizen, akhirnya setelah kebaperan yang naik turun dari episode 1, rupanya cinta Bambang Soedarmo tidak bertepuk sebelah tangan.

Bambang ke penonton, episode 48

Setelah beberapa detik memegang pipi Bambang, Melani melepaskannya karena kaget akan kata-katanya sendiri. Bambang mengira Melani hanya mengerjainya, tetapi Melani menegaskan bahwa dia serius menyukai Bambang. Bambang terkejut sampai kakinya gemetar dan berpikir dia sedang bermimpi. Setelah dicubit Melani, Bambang akhirnya percaya bahwa dia tidak sedang bermimpi. Ketika Bambang masih berkata seakan tidak yakin, Melani memegang tangannya untuk meyakinkannya bahwa tidak ada keraguan tentang perasaan Melani ke Bambang. Bambang menggambarkan ke Melani betapa hebohnya para penghuni kosan apabila mereka mengetahui tentang hubungan baru mereka. Namun, Melani tidak mau ada kehebohan dan meminta Bambang merahasiakan hubungan mereka.[34]

Bambang dan Melani lalu pulang ke warung Pipin dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Bambang memberikan Melani barang bawaannya lalu masuk ke kamar untuk mengingat momen dia dan Melani mulai pacaran. Alan heran melihat sikap Bambang dan bertanya ada apa. Bambang mengatakan dia hanya sedang senang bisa mengantar Melani.[34]

Bambang lalu memakan nasi goreng yang Alan pesankan di meja makan kos. Di sana, Bambang melihat Topan sedang mengerjakan revisi tugas akhirnya. Di ponselnya, Bambang menerima ajakan dari Melani untuk makan bareng di warung Pipin. Bambang bergegas mandi untuk bersiap. Ketika Bambang selesai mandi, Melani tidak jadi mau makan di warung dan mereka bercanda lewat pesan teks saja. Bambang kemudian menyembunyikan obrolannya dari Prima yang mencoba mengintip.[34]

Keesokan paginya, Bambang membangunkan Topan yang tertidur di meja makan. Bambang melihat buku Topan tentang komputer, jadi Bambang meminjamnya berhubung dirinya akan kuliah di jurusan itu. Bambang lalu lari laun bersama Melani. Ketika Bambang lelah, Bambang mengajak Melani makan bubur. Di tempat membeli bubur, Bambang membela Melani dari penjual bubur ayam yang mengira Melani ganti pacar (sebelumnya Melani makan di sana bersama Juna) dan mengajak Melani menjadi istri keduanya. Ketika Melani diberi kerupuk berlebih oleh si penjual, Bambang dan Melani memakan kerupuknya bersama.[34]

Begitu pulang, Bambang langsung disuruh Alan berangkat bersamanya menjadi pengecat jalan lagi. Di tempat mereka kerja, Bambang tidak memerhatikan perkataan Alan karena sedang senang memikirkan Melani. Saat sedang bekerja, anaknya mandor mengambil cat mereka untuk bermain, menimbulkan perseturuan antara mandor dan Alan. Hasil akhirnya, Bambang dan Alan dipecat.[34]

Saat menceritakan pemecatan mereka kepada Pipin, Bambang ditelepon Melani karena flashdisk Melani tertinggal di rumah Mami Bibir. Dengan bantuan Pipin, Bambang memeriksa kamar Melani dan menemukan flashdisk-nya. Bambang membawa flashdisk-nya ke tempat syuting The Proposal di Depok naik ojek.[34] Bambang lalu menunggu Melani selesai syuting agar mereka pulang berdua. Ketika Sandi menyebut Bambang pacarnya Melani, Bambang mengatakan bahwa dia hanyalah bodyguard Melani. Karena Bambang dan Melani tidak berhasil memesan OK-CAR, mereka pulang naik mobil kantor Hits TV. Ketika ditanya soal pekerjaannya di perjalanan, Bambang memberi tahu Tiara bahwa dia bekerja serabutan sekaligus mengumpulkan uang untuk kuliah.[35]

Bambang dan Melani turun di tengah jalan untuk makan nasi goreng berdua. Di warung nasi goreng, Bambang dan Melani berswafoto bersama. Karena Melani diminta Pipin lewat telepon untuk meminjamkan laptopnya ke Topan, Bambang dan Melani membungkus makanan mereka dan pulang ke rumah Mami Bibir. Setelah Melani meminjamkan laptopnya, Bambang dan Melani makan nasi goreng mereka di warung Pipin. Karena Melani bertanya, Bambang menjelaskan rencananya sebelum kuliah, yaitu membaca buku komputer dari Topan dan ikut kursus komputer. Setelah makan, Bambang bergabung dengan Prima, Alan dan Topan mengetik materi tugas akhir Topan.[35]

Bekerja di The Proposal[]

Memulai usaha telur gulung[]

Kata suami ibu saya yang punya anak ganteng itu, berdagang itu kayak telur. Gak akan ada yang namanya ceplok, dadar ataupun mata sapi, kalau telurnya gak dipecahkan. Kita gak 'kan tahu, mas, kita berhasil atau nggak kalau kita gak menjalankan.

Bambang ketika ditanya apakah bisnis telur gulungnya akan berhasil, episode 52

Bertemu Maudy Koesnaedi[]

Mimpi Metropolitan Episode 52

Bambang bertemu "Mbak Zaenab".

Menyampaikan amanah bapak yang telah lama diperjuangkan itu ternyata rasanya seperti habis menaklukkan dunia. Bahagianya tidak bisa dilukiskan, sampai bingung mau warna apa untuk melukisnya.

Terbongkarnya hubungan rahasia Bambang[]

Mimpi Metropolitan Episode 54

"Persidangan" Bambang dan Melani tentang status mereka.

Mi, teman-teman sekosan dan setanah air, sebenarnya benar saya pacaran sama Melani.

Bambang, episode 54

Saat pulang bersama Melani dari lapak telur gulung, Pipin kebetulan lewat di belakang Melani dan Bambang dan melihat mereka bergandengan tangan. Sebelum meneruskan perjalanan pulang, Melani dan Bambang pergi membeli susu jahe dulu. Bambang memberi tahu Melani bahwa dia sekarang berpikir memang lebih enak apabila hubungan mereka tidak diketahui orang, daripada apabila orang-orang tahu dan heboh.[36]

Keesokan paginya, Bambang menelepon Melani untuk memastikan mereka akan olahraga dan sarapan berdua lagi. Tiba-tiba, Bambang dan penghuni kos lainnya dikagetkan oleh Prima yang berteriak ada kebakaran. Sebenarnya Prima hanya ingin membangunkan Juna sehingga orang-orang kos kesal kepada Prima. Alan lalu ingin menitip dibelikan nasi uduk oleh Bambang, tetapi Bambang mengatakan dia keluar ingin olahraga sehingga Alan heran dan mencurigainya.[36]

Setelah pulang, Bambang memberi tahu Melani lewat pesan teks bahwa dia ingin membuatkan Melani susu jahe. Setelah susu jahenya selesai, Bambang membaca ada pesan dari Melani yang bertanya apakah susu jahenya sudah jadi. Alan mengintipnya dan sekarang yakin bahwa Pipin benar: Bambang dan Melani pacaran secara rahasia. Alan mengambil ponsel Bambang dan menunjukkan isi obrolan Bambang dan Melani kepada Pipin dan Alexi di warung Pipin. Bambang mencoba menahan Alan, tetapi tidak bisa dan Alan memanggil Melani, Mami Bibir, Prima, dan Juna untuk datang ke warung Pipin.[36]

Di warung Pipin, Bambang dan Melani ditanya apakah benar mereka selama ini pacaran diam-diam tanpa sepengetahuan penghuni kos lainnya. Bambang mengiyakannya dan menunjukkan swafotonya bersama Melani yang ada di dompetnya sebagai bukti. Setelah "sidang" selesai, Bambang memberikan Melani susu jahenya dan diberi tahu Melani bahwa "sidang" itu tidak mengubah apa-apa di antara mereka berdua. Setelah Melani pergi, Bambang menerima ungkapan kekesalan dari Alexi dan Juna yang cemburu dan masih mau merebut Melani serta Alan dan Prima yang kecewa sahabat mereka selama ini main rahasia.[36]

Bambang lalu berjualan telur gulung seperti biasa. Karena khawatir Alan dan Prima masih marah, Bambang mencoba menghubungi Alan, tetapi Alan tidak mengangkat karena terlalu sibuk bekerja bersama Alexi. Mami Bibir kemudian datang ke stannya Bambang untuk memberikannya nasihat agar kuat apabila nanti hubungannya dengan Melani diganggu oleh Alexi dan Juna.[36]

Saat pulang ke warung Pipin, Bambang ditelepon Melani yang ingin makan bersamanya. Kebahagiaan Bambang terpotong karena Juna, Prima, dan Alan masih marah kepadanya dan merasa terusik apabila Bambang "mengumbar" hubungannya di depan mereka. Saat Melani mau keluar rumah Mami, Alexi datang bersama paranormal Roy Kogitusi untuk menerawang jiwa Melani. Melani menjadi kesal dan tidak jadi makan di warung Pipin bersama Bambang.[36]

Di kamar, Bambang khawatir melihat Melani tidak mau dihubungi. Prima menghibur Bambang dan mengingatkannya bahwa Melani marahnya ke Alexi, sedangkan Alan mengatakan bahwa kalau saja Bambang terus terang soal hubungannya, Alan dan Prima bisa membantu menyelesaikan masalah seperti ini. Bambang meminta maaf ke Alan dan Prima karena sudah merahasiakan hubungannya dengan Melani. Alan dan Prima pun meminta maaf karena sudah berlebihan marah ke Bambang.[36]

Memberi Melani hadiah[]

Ditutupnya usaha telur gulung[]

Mimpi Metropolitan Episode 58

Usaha Telur Gulung Bambang didatangi orang yang menyalahkannya karena terlalu banyak menggunakan micin.

Nih, guys. Tukang telur gulung yang merusak generasi bangsa dan menambahkan micin segambreng.

Pembuat video amatir meliput usaha Bambang, episode 58

Tidak percaya diri dalam hubungan[]

Banyak orang yang bilang, Mel. Katanya kita itu bukan pasangan yang serasi dan banyak orang yang berpikir kalau saya nggak mungkin bisa jalan bareng sama kamu. Ternyata mencintai kamu itu gak sesederhana itu, Mel.

Bambang ke Melani, episode 61

Khawatir Melani pergi[]

Mimpi Metropolitan Episode 62

Bambang tidak senang melihat Melani memakai baju Alexi Project.

Kalau bahagia pasti mas. Tapi untuk manusia biasa seperti saya yang harus menjaga bidadari seperti Melani untuk tidak mengepakkan sayapnya meninggalkan kita, itu sulit mas.

Bambang ke Alan, episode 62

Meminta maaf (lagi) ke Melani[]

Mimpi Metropolitan Episode 64

Sarapan dari Bambang demi maaf dari Melani.

Mel, saya sadar kita gak bisa melarang perasaan orang lain suka terhadap seseorang, sama seperti perasaan Mas Bewok ke kamu. Tapi saya janji, sampai Gunung Tangkuban Perahu berubah menjadi perahu lagi, saya akan bahagiain kamu, Mel. Sekali lagi, saya minta maaf atas perasaan saya yang berlebihan ke kamu, hingga menyebalkan di mata kamu.

Bambang ke Melani, episode 64

Meninggalnya Slamet[]

Mimpi Metropolitan Episode 65

Alan dan Melani memberika belasungkawa mereka kepada Bambang.

Bapak masih di rumah sakit 'kan, bude?
Semalam jam sembilan, bapakmu dipanggil Allah, Bang.

Bambang dan budenya, episode 65

Setelah Melani selesai sarapan, Bambang mengantarkan Melani ke tempat kerjanya. Di sana, Bambang memberi tahu Melani bahwa ayahnya Bambang, Slamet, ingin bertemu dengan Melani. Jadi, Melani setuju untuk pergi ke Wonosari dan bertemu langsung dengannya. Bambang lalu bertemu dengan teman kerja Melani: Sandi, Vino, Tiara dan Ayu. Karena Sandi masih memanggil Bambang "bodyguard-nya Melani", Bambang dan Melani memberi tahu bahwa Bambang adalah pacarnya Melani. Bambang kemudian berkenalan dengan mereka berempat.[37]

Bambang lalu pulang ke warung Pipin dan membahas dengan Pipin soal Alan yang akan pergi bersama Noah. Tiba-tiba Saodah datang ke warung bersama kru televisi, memberi tahu Pipin bahwa dia mendapat uang dua miliar. Bambang tidak percaya dan memberi tahu Pipin untuk waspada. Untungnya, kru tersebut jujur dan menunjukkan uang cash kepada Bambang dan Pipin. Sementara Pipin berbahagia, Bambang tiba-tiba mendapat telepon dari budenya. Budenya memberi tahu Bambang bahwa Slamet masuk rumah sakit karena terjatuh di penggilingan padi.[37] Bambang memutuskan untuk langsung pergi ke Wonosari. Sebelum berangkat, Bambang menolak uang dari Pipin dan meminta Pipin mendoakan ayahnya saja. Selama perjalanan ke Wonosari, ponsel Bambang baterainya habis dan dia tidak bisa dihubungi siapa-siapa.[38]

Keesokan harinya, Bambang sampai di rumahnya dan mendapati rumahnya dipenuhi tanda-tanda orang melayat. Budenya Bambang memberi tahu Bambang bahwa ayahnya telah meninggal kemarin malam dan jenazahnya baru selesai dimandikan. Bambang langsung berlari ke dalam rumah untuk melihat ayahnya. Slamet kemudian dikuburkan di samping makam istrinya. Sementara pelayat yang lain pulang, Bambang memilih berdiam sendiri di samping makam ayahnya. Bambang teringat bagaimana Slamet pernah bercerita bahwa dia ingin dikubur disamping istrinya. Alan dan Melani lalu mendatangi Bambang dan mengucapkan belasungkawa mereka. Mereka bertiga kemudian memanjatkan doa untuk Slamet. Setelah selesai, Bambang masih sedih dan menyesal tidak mempertemukan ayahnya dengan Melani saat masih sempat. Melani menasihatinya untuk tidak meratapi hal yang tidak bisa diubah. Pada akhirnya, Bambang mau meninggalkan makam kedua orang tuanya dan pulang ke rumah.[38]

Di rumah, Bambang memperkenalkan Alan dan Melani kepada budenya. Pada malamnya, Bambang berbicara dengan Sumaker tentang rasa sepi yang sekarang dia rasakan. Bambang lalu berbicara dengan Melani, curhat bahwa dia sedih ayahnya tidak sempat melihat dirinya menjadi orang sukses. Melani menasihati Bambang untuk menjadikan perasaan sedihnya sebagai motivasi untuk terus menggapai cita-citanya. Ini membuat Bambang kembali bersemangat. Keesokan harinya, Alan dan Melani berpamitan dengan Bambang dan budenya karena sudah harus kembali ke Jakarta. Bambang memberi tahu mereka bahwa dia akan menyusul tujuh hari setelah kematian ayahnya.[38]

Selama tinggal di Wonosari, budenya Bambang menemukan surat wasiat dari Slamet di buku catatannya. Bambang membaca surat tersebut yang isinya berterima kasih karena Bambang sudah mengantarkan surat Slamet ke Maudy Koesnaedi. Slamet juga meminta Bambang untuk menemaninya selama dia sakit dan mengurus usaha sawahnya apabila dia meninggal.[39]

Kembali ke Wonosari[]

Walaupun saya belum bisa mewujudkan cita-cita saya untuk belajar jadi ahli komputer di kota ini, tapi setidaknya, saya bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk kampung saya. Dan saya akan berjanji. Mel, saya akan jadi pria yang akan tetap membuat kamu bahagia.

Bambang, episode 65

Tujuh hari setelah kematian ayahnya, tepatnya tanggal 23 November 2018, Bambang kembali ke Jakarta dan bertemu Alan dan Pipin di warung Pipin. Bambang kemudian menemui Melani setelah Melani pulang kerja. Melani merindukan Bambang dan sudah mau memanggil Bambang "kamu". Bambang lalu membawa Melani ke danau yang dia sebut "Danau Kenangan", tempat mereka bisa melihat bintang. Di sana, Melani memberi Bambang hadiah kejutan ulang tahunnya, yaitu sekotak coklat. Rupanya, walaupun Bambang sempat lupa akan hari ulang tahunnya sendiri, Melani bisa mengetahuinya dengan mengingat cerita Bambang tentang ibunya yang meninggal saat melahirkan Bambang dan dengan melihat tanggal wafat ibu Bambang di nisannya. Melani mengucapkan tiga doa untuk tiga potongan coklat: doa agar Bambang selalu sehat, doa agar Bambang diterima di universitas yang dia inginkan, dan doa agar hubungan mereka berdua selalu kuat. Bambang ingin memberi tahu Melani tentang wasiat bapaknya, tetapi tidak tega.[38]

Keesokan harinya, Bambang beserta para penghuni kos lainnya berpamitan dengan Alan yang akan mulai ikut tur Noah. Pada malamnya, Bambang mengemas barang-barangnya dan memberi tahu Mami Bibir dan Melani bahwa dia akan kembali ke Wonosari. Bambang juga memberi tahu Melani tekadnya untuk tetap memajukan kampungnya, meskipun tidak bisa kuliah di Jakarta.[38]

Besoknya, Bambang berpamitan dengan para penghuni kos. Bambang mengingatkan Alexi dan Juna agar tidak macam-macam kepada Melani karena dia dan Melani masih berhubungan jarak jauh. Bambang kemudian mengantar Pipin (yang juga pulang kampung) dan Saodah ke travel sebelum dirinya pergi ke Wonosari. Beberapa hari kemudian, Bambang menerima telepon dari Melani yang ingin membicarakan sesuatu dengannya.[38]

Deskripsi[]

Penampilan[]

Mbak adalah orang ke-365 yang bilang muka saya itu boros.

Bambang ke Tiara, episode 49

Kepribadian[]

Gue awalnya juga kayak lo tuh, suka kesel kalau misalnya lihatin Bambang lagi baper. Tapi ya, satu kejelekan kan gak menutupi sepuluh kebaikannya dia. Bambang itu orangnya peduli, Pin. Dia juga gigih, mau belajar jadi lebih baik lagi. Dia juga suka ngebantuin teman-temannya, sahabat-sahabatnya kalau lagi kesusahan, tanpa pamrih lagi. [...] Walaupun kita beda tiga tahun, dia lebih muda dari gue, tapi kadang-kadang pemikirannya lebih dewasa dari gue, Pin.

Bambang adalah orang kampung yang cenderung tradisional. Bambang percaya "laki-laki sejati" tidak boleh menangis di depan perempuan.[40] Bambang adalah orang yang suka menceramahi orang walaupun bukan orang yang dia kenal, seperti seorang kenek bus,[41] atau ibu-ibu yang sedang bergosip,[42] serta suka menyebut nasihatnya sebagai perkataan bapaknya. Selain itu, Bambang suka membandingkan hal yang dia lihat dengan pengalamannya di kampung walaupun tidak ada yang bertanya.[43][44] Walaupun merantau ke Jakarta, Bambang melakukannya agar bisa memajukan kampungnya.[45]

Saat pertama datang, Bambang sedikit polos dan kadang tidak paham sarkasme Alan.[46][47] Sifat ini tidak lama kemudian menghilang dan Bambang paham istilah gaul seperti perbedaan "buaya darat" dan "lintah darat" walaupun Prima mencoba menjahilinya.[48] Walaupun tampak polos, Bambang tidak sembarang percaya orang dan lebih percaya pemikirannya, meskipun Bambang tidak selalu benar.[49][50] Bambang bisa kritis dan mempertanyakan kebiasaan-kebiasaan di Jakarta seperti peraturan "ibu-ibu selalu benar",[51] dan hal-hal yang dia anggap sebagai pembodohan dalam dunia pertelevisian.[52][53] Walaupun terkesan tradisional, Bambang bisa menemukan solusi yang out-of-the-box,[54] walaupun solusinya tidak selalu sesuai dengan yang diinginkan orang lain.[55] Ini juga tampak dalam mimpinya: bukannya ingin mengadu nasib di kota atau bertani di desa seperti kebiasaan orang, Bambang ingin belajar di kota agar bisa membuka lowongan kerja di desanya sehingga orang-orang desa tidak lagi harus memilih antara kedua kebiasaan tersebut.[56]

Tidak lama setelah tinggal bersamanya, kedua sahabat Bambang dengan tepat menilai Bambang adalah orang yang baper.[57][58] Sifat mudah baper ini menjadi dominan saat cemburu setelah pengungkapan perasaannya ditolak oleh Melani.[59] Bambang mulai menahan sifat baper dan cemburunya sejak sikapnya saat baper membuat Melani menangis.[60] Namun, perasaan insecure muncul dalam Bambang karena orang-orang menganggap dia dan Melani tidak serasi.[61] Kebiasaan Bambang membandingkan sesuatu dengan pengalamannya juga menjadi salah satu alasan Bambang cemburu, karena orang yang bisa membuat Melani tertawa mengingatkannya kepada dirinya sendiri sebelum pacaran dengan Melani.[62]

Saat pertama datang, walaupun ingin kuliah komputer, Bambang tidak ahli menggunakan gadget modern, karena ponsel lamanya adalah ponsel tua yang bukan smartphone dan dia belum terbiasa dengan ponsel baru yang dia beli di Jakarta.[63] Sudah dua bulan pun, Bambang tidak belajar cara memesan taksi online. Agar tidak terlalu gaptek saat kuliah, Bambang memutuskan untuk meminjam buku komputer dari Topan. Bambang juga berencana ikut kursus komputer walaupun rencana ini tidak terwujud.[64]

Gaya bicara[]

Sesuai dengan perwatakannya sebagai orang kampung yang polos, Bambang biasanya menggunakan kata resmi "saya" sebagai kata ganti orang pertama. Untuk menyebut orang lain, Bambang biasanya tidak menggunakan kata ganti, melainkan menggunakan sapaan hormat ("mas" atau "mbak") ditambah nama, termasuk untuk sahabat akrabnya, Alan dan Prima. Namun, jika kesal, Bambang kadang menggunakan kata ganti "situ" kepada orang yang dituju. Pengecualian untuk ini adalah Melani. Sejak Melani meminta Bambang berhenti memanggilnya "Mbak Melani", Bambang memanggil Melani dengan kata "kamu" atau "Mel". Lalu setelah Melani mau menggunakan kata "aku" dan "kamu" dengan Bambang, Bambang juga mulai menggunakan "aku" apabila bersama Melani.[65]

Pekerjaan[]

Keluarga[]

  • Slamet – ayah
  • Sri Widuri – ibu[66]
  • Bude Bambang
  • Trisno – paman, sepupunya ayah[67]
  • Dian – adik sepupu
  • Soedarmo – kakek, ayahnya ayah[68]
  • Asmuni – kakek, ayahnya ibu[66]

Hubungan[]

Alan dan Prima[]

Artikel utama: Trio Baper

Alan dan Prima adalah dua sahabat terbaik Bambang selama masanya tinggal di Jakarta. Saat mulai mengekos bersama, Bambang dengan cepat akrab dengan mereka yang membantunya beradaptasi di Jakarta tanpa pamrih.

Melani[]

Artikel utama: Hubungan Bambang dan Melani

Melani adalah love interest Bambang sepanjang seri. Sejak pertama kali bertemu di jalan, Bambang langsung jatuh hati kepada Melani dan senang menggombal atau mengusahakan agar bisa bareng dengannya. Melani awalnya hanya menganggap Bambang sebagai teman, tetapi perasaan ini berubah setelah Bambang mengungkapkan perasaannya ke Melani. Setelah Bambang memutuskan untuk berhenti baper gara-gara ditolak, Melani akhirnya mengungkapkan perasaannya ke Bambang dan mereka pacaran hingga seri berakhir.

Pipin[]

Mami Bibir[]

Alexi[]

Juna[]

Di balik layar[]

Bambang diperankan oleh selebgram asal Bengkulu,[69] Madkucil. Untuk memerankan Bambang, Madkucil memotong rambut keritingnya dan berlatih berbicara dengan logat Jawa.[70]

Sebelum akhirnya ditukar, nama Bambang awalnya diberikan kepada Prima dan dipanggil Bams.[71]

Trivia[]

Referensi[]

  1. 1,0 1,1 Episode 65 (34:50–35:15)
  2. Episode 65 (51:36)
  3. Episode 1 (21:45)
  4. Episode 65 (11:15–12:15)
  5. Episode 2 (21:45)
  6. 6,0 6,1 6,2 6,3 6,4 6,5 6,6 Episode 1
  7. 7,0 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 7,7 Episode 2
  8. 8,0 8,1 8,2 8,3 8,4 8,5 8,6 8,7 Episode 3
  9. 9,0 9,1 Episode 4
  10. 10,0 10,1 10,2 10,3 10,4 Episode 5
  11. 11,0 11,1 11,2 11,3 Episode 6
  12. 12,0 12,1 12,2 12,3 12,4 12,5 12,6 12,7 12,8 12,9 Episode 7
  13. 13,0 13,1 13,2 13,3 13,4 Episode 8
  14. 14,0 14,1 14,2 14,3 14,4 14,5 14,6 14,7 Episode 9
  15. 15,0 15,1 15,2 15,3 15,4 15,5 15,6 Episode 10
  16. 16,0 16,1 16,2 16,3 16,4 16,5 Episode 11
  17. Episode 13
  18. 18,0 18,1 18,2 18,3 18,4 18,5 Episode 14
  19. 19,0 19,1 19,2 19,3 19,4 19,5 19,6 Episode 15
  20. 20,0 20,1 20,2 20,3 20,4 Episode 34
  21. 21,0 21,1 21,2 21,3 21,4 Episode 35
  22. 22,00 22,01 22,02 22,03 22,04 22,05 22,06 22,07 22,08 22,09 22,10 22,11 Episode 36
  23. 23,0 23,1 23,2 23,3 23,4 23,5 23,6 Episode 37
  24. 24,0 24,1 24,2 24,3 24,4 24,5 24,6 Episode 38
  25. 25,0 25,1 25,2 Episode 39
  26. 26,0 26,1 26,2 Episode 40
  27. 27,0 27,1 Episode 41
  28. 28,0 28,1 28,2 28,3 Episode 42
  29. 29,0 29,1 29,2 29,3 29,4 29,5 Episode 43
  30. 30,0 30,1 30,2 30,3 30,4 30,5 30,6 Episode 44
  31. 31,0 31,1 31,2 31,3 31,4 31,5 Episode 45
  32. 32,0 32,1 32,2 32,3 32,4 Episode 46
  33. 33,0 33,1 33,2 33,3 33,4 33,5 33,6 Episode 47
  34. 34,0 34,1 34,2 34,3 34,4 34,5 Episode 48
  35. 35,0 35,1 Episode 49
  36. 36,0 36,1 36,2 36,3 36,4 36,5 36,6 Episode 54
  37. 37,0 37,1 Episode 64
  38. 38,0 38,1 38,2 38,3 38,4 38,5 Episode 65
  39. Episode 65 (35:58–37:23)
  40. Episode 7 (34:30)
  41. Episode 1 (1:46)
  42. Episode 25 (30:13)
  43. Episode 6 (44:36)
  44. Episode 29 (41:52)
  45. Episode 45 (47:20)
  46. Episode 2 (13:44)
  47. Episode 4 (16:38)
  48. Episode 9 (15:34)
  49. Episode 1 (0:35)
  50. Episode 64
  51. Episode 9 (7:15)
  52. Episode 22 (10:10)
  53. Episode 34 (37:00)
  54. Episode 14 (12:50)
  55. Episode 20 (44:05; 45:50)
  56. Episode 45 (45:55)
  57. Episode 5 (2:38)
  58. Episode 14 (11:38)
  59. Episode 38
  60. Episode 46
  61. Episode 61
  62. Episode 62 (40:40)
  63. Episode 9 (3:04)
  64. Episode 49
  65. Episode 65 (37:38)
  66. 66,0 66,1 Episode 65 (10:58)
  67. Episode 10 (23:35)
  68. Episode 65 (10:50)
  69. Profil di blognya Madkucil
  70. "CERITA HARI INI [ GEREBEK ] Episode 3 - MAD KUCIL TIDAK TERKENAL TERNYATA" (28 Agustus 2018) di saluran YouTube Agie Prakasya
  71. Pos Instagram Baharuddin Robbani (18 November 2018)
  72. Episode 4 (45:43)
  73. Episode 7
  74. Episode 29 (47:32)
  75. Mimpi Besar Seorang Bambang Sudarmo - Mimpi Metropolitan Episode 45
  76. Episode 9 (41:09)

Pranala luar[]

Karakter
Utama Bambang SoedarmoPenggalan ReformasiPrima IramaMelani AgustinPipin Komariah HusnawatiSofia Helena
Pendukung Alexander XaveriusSlametSaodahTopan AdityaAkbarAdulRioWawanJunediSandiTiara
Minor Sutradara Ada Azab Dalam CeritaMak AlanPenipu AlanMommy AlexiClarabelHeriWatiPemilik jaketLisaTrisnoLukmanBos Seven JuiceHildaNancyMiko Setia GutamaRatihKaiDadangSusan TohirRomiSoleh SaliminPak RWBobbyRikeFerryBude BambangDavidRichardPenjual bubur ayamVinoBos Rim CafeNandoDianDinda
Non-fiktif Agatha ChelseaYayan RuhianMaudy KoesnaediNoah (Ariel)
Advertisement