Mimpi Metropolitan Wiki
Mimpi Metropolitan Wiki
Advertisement

Yang namanya rezeki itu udah ada yang ngatur, Bambang. Kayak gua nih, udah lima tahun hidup di bawah tekanan ibu kota. Buktinya sampai sekarang gua bisa bertahan hidup. Kalian juga pasti bisa idup. Yang penting kita itu punya tekad yang kuat dan tetap fokus untuk bertahan hidup di kota metropolitan ini.

Prima kepada Bambang dan Alan, episode 3

Prima Irama, biasa dipangil Prima, adalah salah satu karakter utama seri Mimpi Metropolitan. Dalam seri ini, Prima diperankan oleh Sakurta H. Ginting.

Prima adalah penghuni kos yang berasal dari Surabaya dan sudah lima tahun tinggal di Jakarta. Pada awal seri, dia sudah berteman dengan Alan dan bekerja sebagai penonton bayaran dan ekstras di sinetron-sinetron. Prima bercita-cita menjadi artis dan menghabiskan kebanyakan seri bekerja di Bybyr Agency, agensi yang dimiliki ibu kosnya, Mami Bibir.

Biografi[]

Latar belakang[]

Prima Irama lahir dengan nama yang merupakan gabungan nama dua artis favorit orang tuanya, yaitu Barry Prima dan Rhoma Irama.[2] Menurut Prima, ibunya memberikan nama tersebut sebagai doa agar Prima menjadi aktor dan terkenal.[3] Prima berasal dari Surabaya dan tinggal di Jakarta sejak SMA, kira-kira lima tahun sebelum bertemu Bambang.[4] Prima mulai mengekos di rumah kos Mami Bibir tiga tahun sebelum seri dimulai.[5] Setelah kuliah, Prima sempat berpacaran dengan Rena Amanda, tetapi putus.[6] Prima sempat kuliah dan sempat dekat dengan Susan selama kuliah, tetapi kemudian Prima berfokus dengan cita-citanya menjadi artis dan dikeluarkan dari kampus.[7][8] Satu tahun sebelum bertemu Bambang, Prima mulai bekerja di Bybyr Agency.[9]

Bertemu Bambang[]

[ke Prima] Kau kenalkanlah dulu nih. Ini kawan baruku. [ke Bambang] Kau kenalkan dia.
Kenalin, gue Prima.
Saya Bambang, Bambang Soedarmo.

Alan, Prima dan Bambang, episode 1

Pada suatu hari, Prima sedang bekerja menjadi ekstras di sinetron Ada Azab Dalam Cerita, memerankan pencopet yang dipukuli warga. Namun, Prima menggagalkan dua take karena ponselnya berdering dan karena bersin-bersin. Akibatnya, sutradara menyuruh Prima diganti dan Mami Bibir memarahinya karena tidak bekerja dengan benar.[10]

Prima lalu pulang ke kosan dan bertemu penjual bakso. Karena uangnya tidak cukup dan penjualnya tidak menerima utang, Prima memilih meminta mi rebus dari teman satu kosnya, Alan. Saat datang ke kamar Alan, Prima berkenalan dengan teman sekamar baru Alan, Bambang Soedarmo. Prima mengingatkan mereka untuk memberi tahu Mami Bibir, ibu kos mereka, apabila Bambang mau mengekos di sini. Prima kemudian makan mi bersama Bambang dan Alan. Di sana, Alan mengungkap kepada Bambang bahwa Prima adalah orang yang tidak lulus kuliah dan sekarang menjadi ekstras dan penonton bayaran. Saat Bambang bertanya mengapa Prima tidak berbicara medok seperti orang Surabaya, Prima menjelaskan bahwa dia sudah lama di Jakarta dan mudah beradaptasi. Prima lalu mendengarkan Bambang menjelaskan tujuannya ke Jakarta: kuliah dan bertemu "Mba Zaenab".[10]

Keesokan harinya, Prima terheran-heran mendengar Alan pergi membelikan nasi uduk untuk Bambang, tetapi tidak untuk Prima. Setelah Alan pulang, Prima berkomentar wajah Alan seperti orang yang sedang kasmaran. Alan menjelaskan bahwa dia sedang suka kepada keponakannya Saodah, Pipin. Agar tidak ada konflik antara mereka bertiga, Prima, Alan dan Bambang sepakat untuk tidak menyukai perempuan yang sama. Prima ingin memakan nasi uduk yang Alan beli, jadi Alan memberikannya dengan syarat Prima meminjamkan motornya. Prima lalu terlambat datang ke lokasi syuting menggunakan ojek daring. Di sana, Mami Bibir menyuruhnya datang lagi besok karena ada adegan tawuran yang butuh banyak orang. Pada malamnya, Prima diberi tahu bahwa STNK-nya ditilang saat motornya dibawa Alan dan Bambang. Agar impas, Prima menyuruh mereka berdua ikut dengannya ke lokasi syuting besok.[10]

Tas Mami Bibir rusak[]

Pokoknya ya, selama lu bertiga belum bisa ngegantiin tas gua, kapan pun gua butuh ekstras, lu bertiga harus stand by!

Di lokasi syuting, Prima, Bambang dan Alan bertemu Mami Bibir. Bambang dengan polos memanggil Mami "tante menor" dan tidak sengaja melukai muka Mami saat meminta maaf. Sambil mengobati Mami, Prima meminta Mami memaklumi Bambang yang baru datang ke kota dan menjelaskan bahwa dia membawa Bambang dan Alan untuk dijadikan ekstras adegan tawuran. Ketika Mami mendapat telepon, tas Mami dititipkan ke Prima. Namun, Prima ingin ke kamar kecil sehingga tasnya dititipkan ke Alan. Setelah Alan menitipkan tasnya ke Bambang, Prima dan Alan mendatangi Bambang yang sedang meminum kopi. Prima menjelaskan bahwa kopi tersebut diperuntukkan untuk kru dan pemeran saja. Ketika Bambang mencoba meminum kopinya cepat-cepat, kopinya tumpah ke tas Mami Bibir. Karena tidak ada pengering rambut, Prima meminjam setrika untuk mengeringkan tas Mami. Akan tetapi, Alan malah membuatnya berlubang.[10]

Prima, Bambang dan Alan lalu mencoba menghindari Mami Bibir, tetapi langsung ketahuan dan Mami marah mengetahui tasnya rusak. Sebagai hukuman, sampai mereka bertiga bisa mengganti tas dengan uang 15 juta, mereka harus selalu siap apabila dipanggil menjadi ekstras. Saat waktunya syuting adegan tawuran, Alan pingsan karena terpukul. Jadi, Alan, Prima dan Bambang langsung dibayar dan diminta tidak meneruskan syuting. Ketika Alan mengomentari pekerjaan ekstras karena upahnya tidak sesuai, Prima membalas dengan meledek pekerjaan berjualan DVD bajakan. Akibatnya, Alan marah dan meninggalkan Prima dan Bambang. Sebelum pulang ke kosan, Prima dan Bambang pergi ke pasar swalayan untuk membeli makanan mengingat Prima sedang tidak bisa meminta dari Alan.[11]

Saat makan bersama, Prima dan Alan bernostalgia karena melihat Bambang menghitung uang pertama yang dia dapat sendiri. Setelah bernostalgia bersama, Prima dan Alan berbaikan. Prima lalu mengamati Bambang yang meminta kaleng dari Topan untuk dijadikan tempat mengumpulkan uang pengganti tas Mami. Prima kemudian menemukan tas murah yang mirip tasnya Mami di toko daring. Sebelum bisa membicarakannya lebih lanjut, Mami Bibir datang dan menyuruh Prima, Bambang dan Alan menjadi penonton bayaran di Alexi Show. Mereka disuruh latihan tertawa agar bisa tertawa saat syuting meskipun Alexi tidak lucu.[11]

Besoknya, Prima latihan tertawa terus menerus seharian, seperti saat masuk kamar mandi, saat pertama melihat Pipin, dan saat mengantar kru AADC yang perlu membawa pakaian cuci. Setelah selesai syuting AADC, Prima datang ke kantor Hits TV untuk syuting Alexi Show dan bisa tertawa meskipun Alexi tidak lucu. Prima kemudian memberikan tas KW yang dia baru beli kepada Mami, tetapi Mami menolaknya. Prima kemudian menyuruh masing-masing 25 ribu rupiah dari Bambang dan Alan untuk membayar tas tersebut.[11]

Idul Adha[]

Dua malam sebelum Idul Adha, Prima, Bambang, dan Alan memeriksa makanan di kosan, tetapi mereka hanya menemukan semangkuk nasi putih. Karena Alan mengatakan dirinya ingin makan daging, Prima menampilkan gambar daging di ponselnya dan menyuruh Alan membayangkan saja bahwa dagingnya sungguhan saat makan nasi, sehingga dibilang aneh oleh Alan.[12]

Keesokan paginya, Prima, Bambang, dan Alan bertemu Pipin di depan kosan. Karena mendengar Pipin akan menjadi panitia kurban, Prima mengajak Bambang dan Alan menawarkan diri menjadi panitia juga demi daging gratis. Walaupun kecewa dengan niat mereka, Pak RT tetap menerima Prima, Bambang, dan Alan.[12]

Prima, Bambang, dan Alan lalu pulang ke kosan dan menemukan pintunya terbuka padahal mereka sudah menguncinya sebelum pergi. Rupanya ada kambing yang masuk ke dalam kosan. Alan ingin menyembelih kambing tersebut untuk mendapat dagingnya, tetapi Prima dan Bambang melarangnya karena itu mungkin kambing seseorang. Sekalian agar bertemu Pipin, Alan pergi ke masjid untuk bertanya apakah ada kambing yang hilang, sedangkan Prima dan Bambang menunggu di kosan.[12]

Seorang penghuni kosan pulang dan memberi tahu Prima dan Bambang bahwa Pak Mail dari kampung sebelah sedang kehilangan kambingnya. Prima dan Bambang berangkat naik motor Prima ke alamat Pak Mail, dengan Bambang sebagai pengemudi dan kambingnya diberikan helm agar tidak ditilang. Di tengah perjalanan, Bambang ditelepon oleh Melani dan memutuskan untuk putar balik ke kantor Hits TV dulu untuk meminjamkan kambingnya ke Melani untuk syuting. Setelah syutingnya selesai, Prima dan Bambang meneruskan membawa kambingnya ke rumah Pak Mail. Namun, Pak Mail mengatakan bahwa itu bukan kambingnya, jadi Prima dan Bambang berkendara pulang. Di tengah jalan, Prima dan Bambang terjatuh dari motor sehingga badan mereka seperti babak belur.[12]

Sesampainya di kosan, Prima dan Bambang bertemu Alan yang juga tampak babak belur karena digebuki warga yang mengira dia maling. Saat Mami Bibir dan Pipin datang membawakan mereka es batu untuk kompres, Mami Bibir mengungkap bahwa kambing yang {rima, Bambang, dan Alan temukan adalah kambing miliknya.[12]

Setelah itu, Bambang curhat ke Alan dan Prima bahwa dia rindu kampung dan hidup di Jakarta itu terlalu keras. Prima memotivasi Bambang dengan memberikan contoh diri Prima yang masih bertahan menghadapi sakitnya hidup di Jakarta selama lima tahun. Alan terkesan dan menepuk badan Prima yang sebenarnya masih sakit, sehingga Prima terjatuh dari kursi dan menarik Alan dan Bambang jatuh.[12]

Keesokan paginya, pada hari Idul Adha, Prima meminjamkan baju kokonya ke Bambang. Smenetara Bambang dan Alan terkesima melihat Melani dan Pipin di depan kosan, Prima kecewa karena hanya bisa melihat Mami Bibir. Mereka berenam kemudian berangkat ke masjid.[12]

Di masjid, Prima, Bambang, dan Alan ditugaskan menyembelih kambing kurban. Namun, mereka tidak tega menyembelih kambing dan bahkan Bambang pingsan ketika melihat penyembelihan. Pada siang harinya, Prima membangunkan Bambang di rumah Mami Bibir dan memberitahunya bahwa Melani sudah berangkat kerja. Bersama Mami Bibir, Alan, Pipin, dan Bambang, Prima kemudian makan sate dari daging kambing Mami yang sudah Alan dan Pipin masak.[12]

Menjadi ekstras kontinuitas[]

Pengumuman- pengumuman...
Mulai besok PRIMA IRAMA
Udah jadi ekstras kontiniti...
Ini semua karena akting gua yang sudah diperhitungkan..
Doain ya guys!

Prima di grup WhatsApp Mami Bibir, episode 6

Mengojek sebagai pekerjaan sampingan[]

Kok motornya didorong Prim? Motor kamu teh mogok?
Bukannya kamu udah diservis?
Enggak, bukan mogok. Gue ngirit bensin.

Tukang-tukang ojek lainnya dan Prima, episode 7

Bekerja serabutan[]

Menjadi koordinator lapangan[]

Yah, Mami gimana sih? Kan Mami tahu dia udah gua blacklist.
Kan Bang Akbar nge-blacklist-nya kan yang kata bakal jadi ekstras. Kalo sekarang dia udah jadi korlap. Jadi kalau ada kebutuhan apa-apa di lapangan, kasih tahu aja sama dia.

Akbar dan Mami Bibir tentang membawa Prima ke lokasi syuting, episode 12

Menjalankan usaha laundry[]

Mending kita jadiin ini mesin cuci sebagai modal kita buat laundry; kita nggak usah laundry. Gue yakin kita bakalan sukses.

Prima ke Bambang dan Alan, episode 13

Pada malam hari, Bambang, Alan dan Prima mendapat kiriman mesin cuci serta surat dari Hilda dan Nancy. Nancy mengirim mesin cuci tersebut karena Bambang dan Alan bercerita bahwa mereka mencuci secara manual di kos, jadi mesin cuci ini diharapkan bisa mempermudah pekerjaan mereka. Prima mengusulkan mereka menggunakan mesin cucinya untuk membuka usaha laundry, mengingat belum ada laundry yang murah di daerah sekitar.[13]

Prima, Bambang dan Alan lalu mengumpulkan uang untuk modalnya. Prima menyuruh Bambang dan Alan membeli perlengkapan laundry sementara dia "bersemadi" memikirkan nama untuk laundry mereka. Ketika Bambang dan Alan pulang, Prima masih belum menemukan nama yang cocok.[14]

Keesokan harinya, Prima sudah menemukan nama untuk laundry mereka, "Baper Laundry", dan membuat plang namanya. Ketika memasangnya, Prima bertemu Mami Bibir yang memberitahunya bahwa laundry mereka harus punya izin usaha. Prima berjanji akan meminta izin usaha apabila laundry mereka sudah berjalan lancar selama satu minggu. Prima juga menjelaskan asal-usul nama "Baper": "Bambang Alan Prima Elit dan Rajin" Prima mengajak Mami menjadi pelanggan laundry, tetapi Mami menolak.[14]

Prima kemudian pergi ke jalanan untuk mempromosikan Baper Laundry, mendapat satu pelanggan yaitu Irma. Ketika membawa pakaian kotornya ke laundry, Prima tertabrak oleh Bambang yang sedang panik karena surat ayahnya rusak. Prima lalu memeriksa ke dalam kos dan menemukan Alan sedang mengeluarkan deterjen berlebih dari mesin cuci. Mami Bibir datang untuk menyuruh Prima menjadi korlap di acara Friendster. Agar Mami tidak melihat busa yang berserakan, Prima dan Alan menghalanginya lalu Alan mengajak Mami berbicara di luar. Ketika Alan kembali, Prima sedang mengeluarkan pakaian yang sudah bersih dari mesin cuci. Prima menyuruh Alan menjemur pakaian tersebut serta menyetrika pakaian yang sudah kering. Prima takjub melihat Alan bersemangat melakukan semua pekerjaan tersebut.[14]

Ketika Prima dan Alan sedang menjemur pakaian, Bambang baru pulang dari tempat percetakan bersama Melani. Prima mencoba mengajak Melani mencuci di Baper Laundry, tetapi Melani memilih mencuci pakaiannya sendiri. Saat Bambang sudah siap membantu, Prima dan Alan memberitahunya bahwa pekerjaan sudah habis. Sekarang waktunya mereka mempromosikan Baper Laundry di jalanan. Prima dan Bambang lalu pulang ke kos sementara Alan terus promosi. Di kos, Melani memberikan tiruan surat ayahnya ke Bambang. Prima berkomentar bahwa Melani bisa saja menirukan tanda tangan dirinya.[14]

Bambang dan Prima lalu menerima cucian dari seorang pelanggan baru yang sensitif apabila ditanya berat badannya. Setelah itu, Alan pulang membawa lebih banyak pakaian untuk dicuci. Prima dipanggil oleh Mami Bibir untuk segera pergi ke lokasi syuting, meninggalkan Bambang dan Alan bekerja berdua.[14]

Selesai syuting dan membagikan bayaran untuk ekstras, Mami Bibir menyuruh Prima menjadi korlap di Outdoor Chef karena mulai sekarang di sana ada penonton bayarannya. Ketika Prima sampai, Prima melihat Clarabel, yang menjadi bintang tamu Outdoor Chef, mengajak Bambang foto bersama.[14] Prima cemburu dan mencoba mengajak Clarabel mengobrol. Namun, Clarabel sama sekali tidak mengingatnya. Dari Bambang, Prima tahu bahwa video Prima merekam Bambang mengecat sedang viral, sehingga Clarabel menggemari Bambang.[15]

Selama syuting, Prima terus memerhatikan Clarabel dan marah apabila Bambang mengganggu konsentrasinya. Ketika jeda syuting, Prima mencoba mengingatkan Clarabel tentang hal-hal yang Prima lakukan, tetapi Clarabel hanya bisa mengingat Prima sebagai ekstras AADC yang aktingnya tidak becus sampai kena blacklist.[15]

Sehabis syuting, Prima pulang ke kos dan menemukan Alan sedang menyetrika dalam keadaan mengantuk. Akibatnya, baju Rio yang sedang disetrika jadi rusak. Topan juga menemukan ada bajunya yang menyusut setelah dicuci. Karena Alan tidak bisa membayar ganti rugi, Prima meminjamkan uang dari gaji korlapnya untuk membayar kompensasinya.[15]

Ketika malam tiba dan Bambang pulang, Prima dan Alan sedang merapikan pakaian yang sudah selesai dibersihkan. Bambang menawarkan membantu, tetapi Prima menyuruh Alan bekerja sendiri agar "dia yang diakuin". Bambang bisa melihat Prima sedang terbawa perasaan, jadi Bambang mendorong Prima untuk bercerita. Prima mengungkapkan bahwa dia kesal setelah usahanya mendekati Clarabel, Clarabel sama sekali tidak mengingatnya. Bambang dan Alan terkejut Prima suka kepada artis seperti Clarabel. Menurut mereka, orang pas-pasan seperti Prima jangan mengharapkan perempuan seperti itu. Prima tersinggung lalu pergi makan gorengan di warung Pipin.[15]

Saat waktunya tidur, Prima terganggu oleh dengkuran dan kentut Alan. Bambang turun dari kasurnya untuk pergi ke kamar mandi dan tidak sengaja menginjak kaki Prima. Alan mengira dirinya mendengar suara maling, lalu menendang Prima. Prima jadi semakin kesal dan memilih tidur di luar. Bambang mencoba membujuknya untuk kembali ke kamar, tetapi Prima menolak.[15]

Keesokan paginya, Prima dibangunkan oleh Rio, yang memberitahunya bahwa dia tadi malam bisa saja tidur di kamar lamanya yang tidak dikunci. Karena masih kesal kepada mereka, Prima tidak membantu Bambang dan Alan mengurus Baper Laundry. Prima ingin membuat vlog, tetapi tidak bisa melakukannya sendiri dan tidak mau mengajak Bambang dan Alan. Prima datang ke rumah Mami Bibir untuk mengajak Mami Bibir, Melani dan Pipin, tetapi tidak ada yang mau. Untungnya, Mami sedang ingin memberikan Prima tiket ke Taman Mini yang akan kedaluwarsa dalam dua hari lagi.[15]

Prima pada akhirnya meminta maaf kepada Bambang dan Alan serta mengakui dia tidak bisa lama-lama menjauhi mereka. Prima, Bambang dan Alan kemudian menghitung penghasilan mereka. Walaupun belum balik modal, mereka berikrar akan terus bersemangat menjalankan laundry. Setelah menunggu sekian lama, mereka tidak dapat pelanggan baru. Saodah memberi tahu mereka bahwa Baper Laundry sudah tersebar reputasi buruknya ke seluruh kampung.[15] Baper Laundry pun akhirnya ditutup.

Berlibur ke Taman Mini[]

Menjadi korlap di Outdoor Chef[]

Berurusan dengan Yola[]

Menjadi manajer Bambang[]

Membantu Alan mencari uang[]

Kau bantulah kawan karib kau ini. Coba kau bayangin, ya, kalau aku kerja sendirian. Berbulan-bulan juga aku nggak akan sanggup bayar utang si Wawan Tetelan itu. Tolonglah, kau bantu kawan karib kau 'ni.
Iya, deh, iya. Demi persahabatan kita.

Alan dan Prima, episode 24

Menjadi eksekutor pesta[]

Iri karena Juna[]

Kembali menjadi korlap[]

Menjadi asisten manajer Alexi[]

Nah, 'ni Prim. 'Kan Mas Alexi udah gabung ke kita. 'Ni roman-romannya gua bakalan butuh asisten manajer gitu. Bakal ngatur-ngatur skedul-skedulnya dia gitu. Lu bisa?
Aman, Mi!

Ulang tahun Mami Bibir[]

Mengurus Alexi dan Juna[]

Gua tuh cape banget, Lan. Pas gua syuting, adegan gua kena azab. [...] Terus di kehidupan nyata, sama aja kayak gitu juga. Kagak suka gua dikerjain macem-macem artis kayak Alexi sama si Juna itu tuh.

Prima, episode 48

Dipecatnya Alexi[]

Gawat, Mi. Bang Akbar marah besar, Mi. Si Lexi di-blacklist dari AADC.

Prima lewat telepon, episode 49

Membantu Juna syuting di dua acara[]

Salah kirim pesan ke Mami Bibir[]

Bergabung dengan kru vlog Yayan Ruhian[]

Mi, tapi videonya si Prima itu banyak yang suka loh, Mi.
Masa?
Iya. Dia bisa nangkep momen yang pas, tuh. Gue repost, kang Yayan sampai nanya loh, Mi.
Yayan mana? Ya kali Yayan Ruhian.
Ya, Yayan Ruhian, Maddog, Mi. Dia sampai nanya siapa tuh yang rekam.
Wah, iya?
Gue nitip aja nih, bilang ke Prima. Mungkin rejekinya bukan jadi artis terkenal, tapi di balik layar kayak gue.

Keesokan harinya, saat sarapan, Alan mengajak Prima ikut dengannya bekerja di bawah Alexi. Prima menolak mengingat saat bekerja sebagai asisten manajer Alexi saja itu sudah membuatnya stres. Alan mencoba memberi tahu Prima bahwa Alexi tidak seburuk itu, tetapi terpotong oleh Bambang yang marah karena Alan memuji Alexi. Prima lalu membantu mengobati jempol kaki Dian yang terluka karena tertimpa barbel. Prima juga membantu mengangkat stan Telur Gulung Bambang kembali ke kosan.[16]

Prima lalu melihat Mami Bibir sedang mengurus Alexi dan Juna. Tiba-tiba Prima mendapat telepon dari Anif dari manajemennya Yayan Ruhian. Anif meminta Prima datang ke kantornya. Rupanya video buatan Prima menarik perhatian Yayan dan Prima diterima bergabung dengan kru vlognya Yayan Ruhian. Saat pulang dari sana, donat yang Prima pesan untuk Mami Bibir sudah sampai. Namun, donat tersebut tertukar dengan donat bertuliskan "I love you" yang Alan pesan untuk Pipin. Mami terharu dan menelepon Prima untuk berterima kasih.[16]

Pada malamnya, Prima memberi tahu Mami, dan kemudian Bambang, Alan dan Pipin, bahwa dia diterima di kru vlognya Yayan Ruhian. Akibatnya, dia akan mulai bekerja besok di Sumbawa selama sebulan dan setelah itu tidak tahu akan berapa lama dia meninggalkan kosan. Keesokan harinya, Prima berpamitan dengan para penghuni kos, termasuk menerima maaf Alexi dan Juna, menitipkan motornya ke Alan, dan berterima kasih kepada Mami Bibir atas jasanya selama ini.[16]

Beberapa hari kemudian, Prima mengabari Alan bahwa dia sekarang kenal dengan kru tur Noah yang sedang membuka lowongan roadman. Prima menunjukkan video-video Alan menyanyikan lagu Noah kepada mereka. Dan akhirnya, Alan diterima menjadi roadman.[17]

Deskripsi[]

Kepribadian[]

Gue, Prima Irama, bakalan kerja keras bagai kuda, tapi nggak bakal lupa sama orang tua. Dan gue bertekad ingin punya kepribadian. [...] Kepribadian yang gue maksud itu mobil pribadi, rumah pribadi.

Prima, episode 10

Pemeran Prima, Sakurta H. Ginting menggambarkan Prima sebagai seseorang yang punya daya juang yang tinggi.[18]

Pekerjaan[]

Di balik layar[]

Prima diperankan oleh Sakurta H. Ginting, yang dikenal sebagai pemeran Kipli di film tahun 2003 Kiamat Sudah Dekat.

Sebelum ditukar menjadi seperti sekarang, perwatakan Prima awalnya diberikan kepada Bambang, yang pada awalnya dipanggil Bams. Seperti yang disebutkan dalam seri, asal usul nama Prima Irama adalah gabungan antara nama aktor film laga Barry Prima dan penyanyi dangdut Rhoma Irama.[19]

Trivia[]

  • Karena meninggalkan acara pada episode 60, di antara keenam karakter utama, hanya Prima yang tidak muncul di semua episode. Prima hanya muncul sebagai gambar di pesan teks pada episode 64 dan melalui klip episode terdahulu pada episode 61 dan 65.
  • Pemeran Prima pernah mengatakan bahwa artis idola Prima adalah Sakurta Harapen Ginting.[20]

Referensi[]

Pranala luar[]

Karakter
Utama Bambang SoedarmoPenggalan ReformasiPrima IramaMelani AgustinPipin Komariah HusnawatiSofia Helena
Pendukung Alexander XaveriusSlametSaodahTopan AdityaAkbarAdulRioWawanJunediSandiTiara
Minor Sutradara Ada Azab Dalam CeritaMak AlanPenipu AlanMommy AlexiClarabelHeriWatiPemilik jaketLisaTrisnoLukmanBos Seven JuiceHildaNancyMiko Setia GutamaRatihKaiDadangSusan TohirRomiSoleh SaliminPak RWBobbyRikeFerryBude BambangDavidRichardPenjual bubur ayamVinoBos Rim CafeNandoDianDinda
Non-fiktif Agatha ChelseaYayan RuhianMaudy KoesnaediNoah (Ariel)
Advertisement